Inilah Alasan Pemprov Banten Lepas 12 Pramuka Berkebutuhan Khusus ke Jambore Nasional 2025
Pemprov Banten resmi melepas 12 Pramuka Berkebutuhan Khusus untuk mengikuti Jambore Nasional 2025, menegaskan komitmen inklusivitas dan pembinaan berkelanjutan bagi anak berprestasi.

Pemerintah Provinsi Banten secara resmi melepas kontingen pramuka berkebutuhan khusus untuk mengikuti ajang nasional. Sebanyak 12 anggota Pramuka Berkebutuhan Khusus diberangkatkan menuju Jambore Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus (PPBK) Nasional 2025. Pelepasan ini berlangsung di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang, pada Selasa lalu.
Gubernur Banten, Andra Soni, menegaskan pentingnya pembinaan berkelanjutan bagi Pramuka Berkebutuhan Khusus. Langkah ini merupakan wujud komitmen daerah dalam mendukung potensi anak-anak berprestasi. Setiap peserta akan didampingi secara khusus oleh satu pendamping, sehingga total kontingen berjumlah 24 orang.
Keikutsertaan dalam jambore ini membuktikan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama. Mereka berhak mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan berskala nasional. Gubernur Soni menekankan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi segala tantangan.
Pentingnya Inklusivitas dan Kesetaraan dalam Gerakan Pramuka
Gubernur Andra Soni secara tegas menyatakan bahwa keikutsertaan para Pramuka Berkebutuhan Khusus ini merupakan bukti nyata inklusivitas. Setiap anak, tanpa memandang keterbatasan fisik atau mental, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pengalaman berharga. Ini juga menjadi penegasan bahwa mereka berhak berpartisipasi penuh dalam berbagai kegiatan nasional.
Beliau menekankan bahwa prinsip kesetaraan adalah fundamental dalam setiap aspek kehidupan. "Ini menunjukkan bahwa semua manusia pada hakikatnya sama," ujarnya. Mereka layak mendapatkan kesempatan yang setara dengan teman-teman sebaya lainnya dalam pengembangan diri.
Pendampingan satu per satu yang diterapkan dalam kontingen ini menjadi contoh kolaborasi yang efektif. Ini menunjukkan sinergi antara individu yang memiliki kelebihan dengan mereka yang membutuhkan dukungan lebih. Dengan semangat kebersamaan, segala kendala dan tantangan dapat diatasi secara optimal.
Persiapan dan Harapan Kontingen Banten
Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Banten, Septo Kalnadi, menjelaskan detail kontingen yang diberangkatkan. Sebanyak 12 peserta terdiri dari enam putra dan enam putri. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Banten, termasuk Lebak, Cilegon, Tangerang Selatan, Rangkasbitung, serta sekolah khusus negeri dan swasta.
Mengingat kondisi Pramuka Berkebutuhan Khusus, Kwarda Banten memberikan perhatian khusus pada fasilitas dan syarat keamanan. "Segala fasilitas dan syarat keamanan diperhatikan secara khusus," kata Septo. Hal ini bertujuan untuk memastikan tidak terjadi insiden yang tidak diinginkan selama kegiatan berlangsung.
Septo menambahkan bahwa PPBK Nasional 2025 tidak berorientasi pada kompetisi. Kegiatan ini lebih mengedepankan suasana riang gembira dan edukasi di ruang terbuka. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi seluruh peserta.
Meskipun ada keterbatasan anggaran, Kwarda Banten berupaya memberangkatkan jumlah peserta yang optimal. "Kalau kemampuannya ada, kita bisa memberangkatkan lebih banyak," ungkapnya. Namun, untuk saat ini, kontingen diberangkatkan dengan pola minimal namun tetap representatif.
Visi Jambore Nasional Menuju Indonesia Emas 2045
Kegiatan Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus (PPBK) Nasional 2025 mengusung tema yang visioner. Tema tersebut adalah "Pembinaan Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045". Ini menunjukkan bahwa jambore ini memiliki tujuan jangka panjang dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa.
Rangkaian aktivitas yang disiapkan dalam jambore ini dirancang untuk mengembangkan berbagai keterampilan penting. Kegiatan tersebut menekankan kemandirian individu peserta. Selain itu, aspek kerja sama tim juga menjadi fokus utama dalam setiap sesi.
Penghargaan terhadap keberagaman kemampuan peserta juga menjadi nilai inti dalam PPBK Nasional. Setiap individu didorong untuk berpartisipasi sesuai dengan potensi mereka. Hal ini menciptakan lingkungan yang suportif dan inklusif bagi seluruh anggota Pramuka Berkebutuhan Khusus.