Investor Pasar Modal Indonesia Tembus 15,6 Juta SID, BEI Optimistis Dorong Pertumbuhan Ekonomi
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 780.000 investor baru hingga Maret 2025, total investor mencapai 15,6 juta SID dan optimistis pasar modal akan berkontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan penambahan signifikan jumlah investor pasar modal di Indonesia. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa hingga Maret 2025, terdapat penambahan sebanyak 780.000 investor baru. Kenaikan ini membawa total jumlah investor pasar modal Indonesia menjadi 15,6 juta Single Investor Identification (SID). Pengumuman ini disampaikan di Main Hall BEI, Jakarta, pada Jumat lalu. Hal ini menunjukkan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pasar modal dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Penambahan investor baru ini dianggap sebagai indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. BEI optimistis pasar modal dapat berkontribusi besar terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen pada tahun 2029. Kontribusi ini diproyeksikan melalui dua jalur utama: penggalangan dana dan peningkatan valuasi perusahaan tercatat.
Jeffrey Hendrik menekankan peran penting pasar modal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia menyatakan, "Kami percaya bahwa pasar modal dapat berperan aktif dalam pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga delapan persen pada tahun 2029."
Potensi Kontribusi Pasar Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi
BEI memproyeksikan kontribusi pasar modal terhadap kebutuhan investasi tambahan selama lima tahun ke depan (diestimasi sebesar Rp14.000 triliun) mencapai 61 persen. Proyeksi ini didasarkan pada target penggalangan dana langsung melalui berbagai inisiatif. Inisiatif tersebut meliputi Initial Public Offering (IPO) Lighthouse Company, penawaran umum Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta efisiensi proses Right Issue.
Target penggalangan dana langsung selama lima tahun mendatang ditargetkan mencapai Rp1.500 triliun. Selain itu, BEI juga memproyeksikan kontribusi tidak langsung melalui peningkatan valuasi perusahaan tercatat. Peningkatan valuasi ini akan memberikan leverage untuk pendanaan melalui utang, yang ditargetkan mencapai Rp6.800 triliun.
Jeffrey menjelaskan bahwa infrastruktur pasar modal yang efisien akan menciptakan efek pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional. Ekspansi bisnis perusahaan tercatat akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan daya beli masyarakat, sehingga berdampak positif pada konsumsi rumah tangga dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Dampak Positif Pasar Modal terhadap Perekonomian
Sebagai bukti nyata dampak positif pasar modal, Jeffrey mencontohkan kontribusi perusahaan tercatat pada tahun 2023. Kontribusi tersebut meliputi setoran pajak yang mencapai Rp185 triliun dan dividen kepada para investor yang mencapai Rp367 triliun. Angka-angka ini menunjukkan kontribusi signifikan pasar modal terhadap pendapatan negara dan kesejahteraan investor.
Dengan adanya penambahan investor baru dan proyeksi kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, pasar modal Indonesia menunjukkan potensi besar dalam mendorong kemajuan ekonomi nasional. BEI terus berupaya meningkatkan efisiensi dan daya saing pasar modal untuk mencapai target tersebut.
Ke depan, BEI akan terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan regulasi pasar modal agar semakin menarik bagi investor, baik domestik maupun asing. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.