Investasi Awal Tahun 2025: Penyerapan Tenaga Kerja Melonjak & Dominasi Investor Lokal
Realisasi investasi kuartal pertama 2025 menunjukan kabar baik: penyerapan tenaga kerja signifikan dan dominasi investor lokal yang menggeser ketergantungan pada PMA.

Jakarta, 01 Mei 2025 (ANTARA) - Realisasi investasi pada kuartal pertama tahun 2025 memberikan angin segar bagi perekonomian Indonesia. Dua poin penting yang perlu diperhatikan adalah penyerapan tenaga kerja yang signifikan dan meningkatnya dominasi investor lokal. Hal ini bukan hanya sekadar data statistik, melainkan indikator penting bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional di masa depan.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, mengumumkan penyerapan lebih dari 594 ribu tenaga kerja dari investasi baru. Angka ini diiringi lonjakan pertumbuhan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Jika dikelola dengan tepat, momentum ini berpotensi membawa transformasi struktural pada perekonomian Indonesia.
Di tengah isu pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur, data penyerapan tenaga kerja ini menjadi kabar baik yang patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan bahwa investasi tidak hanya tentang modal dan infrastruktur, tetapi juga tentang penghidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja
Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center, Christiantoko, menyatakan bahwa capaian penyerapan tenaga kerja ini memiliki makna strategis yang seringkali luput dari perhatian publik. Narasi negatif seputar gejolak industri seringkali mendominasi pemberitaan, sehingga capaian positif ini perlu diangkat.
Dengan hampir 600 ribu orang mendapatkan pekerjaan, berarti 600 ribu rumah tangga dapat mempertahankan daya beli, pendidikan anak, dan akses kesehatan. Lapangan kerja menjadi fondasi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Christiantoko menambahkan bahwa konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 54 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Penyerapan tenaga kerja menjaga perekonomian tetap berjalan, terutama di Indonesia di mana sebagian besar masyarakat berada di kelas menengah bawah. Oleh karena itu, keberhasilan menyerap ratusan ribu tenaga kerja melalui investasi merupakan bukti nyata dari strategi pembangunan inklusif. Presiden Prabowo telah membentuk Satgas PHK sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi tenaga kerja nasional, dan data investasi ini dapat menjadi bahan evaluasi dan optimisme dalam menyusun strategi ketenagakerjaan ke depan.
Dominasi Investor Domestik
Selain penyerapan tenaga kerja, laporan investasi juga menunjukkan bangkitnya investor domestik. Selama bertahun-tahun, penanaman modal asing (PMA) mendominasi investasi Indonesia. Pada 2022, PMA menyumbang 54,2 persen dari total investasi, dan pada 2024 masih sebesar 52,5 persen.
Meskipun PMA penting untuk transfer teknologi dan penguatan kapasitas industri, ketergantungan yang besar terhadap investasi asing menimbulkan kerentanan terhadap dinamika global dan geopolitik. Di sinilah data kuartal pertama 2025 menunjukkan perubahan signifikan. Pertumbuhan PMDN mencapai 19,1 persen year-on-year, jauh melampaui pertumbuhan PMA yang hanya 12,7 persen.
Kontribusi investor lokal kini mencapai 50,5 persen dari total realisasi investasi, melampaui kontribusi PMA. Ini menandakan perubahan arah dalam strategi ekonomi nasional. Kemandirian ekonomi menjadi nyata dengan meningkatnya peran pelaku usaha lokal yang berani berinvestasi di dalam negeri.
Optimisme ini harus dijaga dengan kebijakan yang tepat, seperti kepastian hukum, insentif fiskal yang tepat sasaran, dan penyederhanaan birokrasi. Presiden Prabowo menekankan kemandirian ekonomi, dan dominasi PMDN mendukung hal tersebut. Sirkulasi uang akan lebih banyak berputar di dalam negeri, memperkuat kapasitas fiskal domestik, meningkatkan pendapatan daerah, dan mengurangi ketergantungan pada dana luar negeri.
Dominasi modal lokal membuka peluang untuk konsolidasi sektor strategis nasional dan pembentukan ekosistem yang kuat di sektor energi terbarukan, pertanian modern, teknologi informasi, dan manufaktur berbasis sumber daya dalam negeri. Investasi menjadi alat transformasi struktural, bukan hanya instrumen pertumbuhan ekonomi. Kontribusi investasi terhadap PDB pada 2024 mencapai 29 persen, dan masih ada potensi peningkatan.
Peningkatan ini akan lebih bermakna jika disertai pergeseran kualitas investasi: dari padat modal ke padat karya, dari ekstraktif ke produktif, dari terpusat ke tersebar, dan dari orientasi jangka pendek ke berkelanjutan. Kabar baik dari kuartal pertama 2025 ini terkait penyerapan tenaga kerja dan dominasi PMDN menunjukkan potensi besar bagi Indonesia. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk menjadikan ini sebagai fondasi kebijakan jangka panjang, bukan hanya pencapaian sesaat. Kedua hal ini bukan hanya cerita sukses, tetapi juga panggilan untuk memperkuat arsitektur ekonomi nasional. Dengan terus mengarahkan investasi untuk menyerap tenaga kerja dan memperkuat peran pemodal domestik, ekonomi Indonesia akan tumbuh kokoh dan berdaulat.