Istana Anggap Wajar Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Jubir Presiden menilai wajar usulan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional, meskipun Istana belum membahasnya secara khusus dan mengakui adanya kontroversi terkait kepemimpinannya.

Jakarta, 21 April 2024 - Juru Bicara Presiden RI, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa usulan menjadikan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional adalah hal yang wajar. Pernyataan ini disampaikannya saat ditemui di Wisma Negara, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin lalu. Usulan tersebut muncul di tengah perdebatan publik mengenai kontroversi masa kepemimpinan Soeharto.
Prasetyo Hadi menekankan bahwa mantan presiden, termasuk Soeharto, pantas mendapatkan penghormatan dari bangsa dan negara. Ia mengajak masyarakat untuk lebih fokus pada prestasi yang telah dicapai para pemimpin tersebut daripada kekurangannya. "Kami merasa apa salahnya? Menurut kami, mantan-mantan presiden itu sudah sewajarnya untuk mendapatkan penghormatan dari bangsa dan negara. Jangan selalu melihat yang kurangnya, kita lihat prestasinya," ujarnya.
Lebih lanjut, Prasetyo Hadi menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan telah menekankan pentingnya menghargai jasa para pendahulunya, termasuk Soeharto, dalam membangun Indonesia. Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi para presiden dalam memimpin negara dengan jumlah penduduk yang besar dan kompleksitas permasalahan yang muncul.
Usulan Soeharto dan Kontroversi yang Menyertainya
Meskipun menilai usulan tersebut wajar, Prasetyo Hadi menegaskan bahwa Istana belum membahas secara khusus usulan tersebut. Ia mengakui adanya berbagai pandangan terkait figur Soeharto, termasuk tuduhan korupsi yang pernah ditujukan kepadanya. Namun, ia berpendapat bahwa tidak ada pemimpin yang sempurna dan setiap pemimpin pasti memiliki kekurangan.
"Ya, ini tinggal tergantung versinya yang mana. Kalau ada masalah, pasti semua. Kita ini kan tidak ada juga yang sempurna. Pasti kita ini ada kekurangan," jelas Prasetyo Hadi menanggapi pertanyaan wartawan mengenai kontroversi yang melekat pada sosok Soeharto.
Pernyataan ini muncul setelah Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) membahas pengusulan calon Pahlawan Nasional tahun 2025. Soeharto termasuk dalam daftar 10 nama yang diusulkan, enam di antaranya merupakan usulan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.
Daftar Usulan Pahlawan Nasional 2025
Selain Soeharto, beberapa tokoh lain yang diusulkan kembali sebagai Pahlawan Nasional 2025 antara lain K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).
Proses pengusulan pahlawan nasional ini tentunya akan memicu diskusi publik yang lebih luas. Perdebatan mengenai jasa dan kontroversi yang melekat pada setiap figur akan terus menjadi bagian dari proses evaluasi sejarah bangsa Indonesia.