Itjen Kemenag Kawal Haji 2025: Layanan Prima Jadi Fokus Utama
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) mengawasi ketat penyediaan layanan haji 2025 untuk memastikan penyelenggaraan ibadah haji yang lancar, aman, dan nyaman bagi jamaah Indonesia.

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) gencar mengawal persiapan dan pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Fokus pengawasan utama diarahkan pada penyediaan layanan haji yang prima bagi seluruh jamaah Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Faisal Ali Hasyim, di Jakarta pada Rabu, 12 Maret.
Pengawasan menyeluruh dilakukan untuk memastikan akuntabilitas penyelenggaraan haji. Proses pengawasan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari tahap persiapan di dalam negeri hingga pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. Plt. Irjen Kemenag menekankan pentingnya penyelenggaraan haji yang lancar, aman, dan nyaman bagi setiap jamaah, mengingat haji merupakan program prioritas Kemenag.
Pengawasan yang dilakukan Itjen Kemenag bukan hanya sebatas di Arab Saudi, melainkan juga meliputi seluruh proses di Indonesia. Hal ini meliputi pengawasan penyediaan fasilitas dan layanan bagi jamaah calon haji, pengawasan pengisian kuota, dan berbagai aspek penting lainnya untuk menjamin kelancaran ibadah haji.
Pengawasan Layanan Haji 2025: Dari Penerbangan Hingga Akomodasi
Plt. Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim menjelaskan bahwa pengawasan Itjen Kemenag mencakup berbagai aspek layanan haji. "Untuk menjaga akuntabilitas penyelenggaraan haji, kami telah melakukan pendampingan terhadap penyediaan layanan haji di Arab Saudi, mulai dari katering, akomodasi, transportasi, dan Armuzna," ujarnya. Pendampingan juga dilakukan selama negosiasi biaya penerbangan, pengadaan gelang, hingga pengadaan asuransi bagi jamaah.
Lebih lanjut, Faisal menjelaskan bahwa pengawasan difokuskan pada risiko yang berpotensi menyebabkan kegagalan penyelenggaraan ibadah haji. "Di tahun ini kami fokus mengawal layanan mulai dari pengisian kuota dengan melakukan reviu terhadap penggabungan mahram maupun pendamping lansia dan disabilitas," tambahnya. Hal ini menunjukkan komitmen Itjen Kemenag untuk memastikan layanan yang inklusif dan mengakomodasi kebutuhan semua jamaah.
Tidak hanya layanan di Arab Saudi, pengawasan juga menyasar layanan di dalam negeri, khususnya di Asrama Haji Embarkasi. "Kami juga akan mengawal layanan di Asrama Haji Embarkasi, karena itu adalah pintu masuk sebelum jamaah menerima layanan di Arab Saudi, jadi kita akan mendorong agar jamaah mendapatkan layanan terbaik, sekali lagi fokusnya jamaah puas," tegas Faisal.
Haji 2025: Legacy Kemenag dan Layanan Terbaik untuk Jamaah
Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 memiliki arti penting bagi Kementerian Agama. Faisal menyebutnya sebagai 'haji wadha', yang harus menjadi warisan (legacy) yang baik untuk keberlanjutan penyelenggaraan haji oleh Badan Penyelenggara Haji dan Umrah (BPIH) di masa mendatang.
Dengan kemungkinan haji 2025 menjadi penyelenggaraan haji terakhir yang dikelola Kemenag, Faisal menekankan pentingnya memberikan layanan terbaik bagi jamaah Indonesia. "Haji 2025 kemungkinan menjadi haji terakhir dikelola Kemenag. Karenanya, haji tahun itu harus jadi legacy dengan memberikan layanan terbaik untuk jamaah haji Indonesia," tutupnya.
Secara keseluruhan, pengawasan yang ketat dan komprehensif dari Itjen Kemenag diharapkan mampu memastikan penyelenggaraan ibadah haji 2025 berjalan lancar, aman, nyaman, dan memberikan kepuasan bagi seluruh jamaah Indonesia. Kemenag berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik sebagai warisan bagi penyelenggaraan haji di masa depan.