Jemaah Lansia Diminta Utamakan Kesehatan Selama Ibadah Haji
Kementerian Kesehatan mengimbau jemaah haji lansia untuk memprioritaskan kesehatan selama di Arab Saudi, mengingat kondisi cuaca dan lingkungan yang menantang.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan imbauan penting bagi para jemaah haji lansia. Imbauan tersebut menekankan perlunya prioritas kesehatan selama menjalankan ibadah haji di Arab Saudi. Kondisi lingkungan dan cuaca di Arab Saudi selama musim haji dapat menimbulkan tantangan kesehatan yang signifikan bagi kelompok usia lanjut.
Direktur Pelayanan Kesehatan untuk Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, menyampaikan imbauan tersebut pada Senin lalu. Beliau menjelaskan bahwa cuaca ekstrem, khususnya saat wukuf di Arafah, dengan suhu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, heat stroke, dan kelelahan. Oleh karena itu, persiapan dan antisipasi menjadi sangat penting.
Tidak hanya cuaca panas, kerumunan jemaah juga menjadi faktor risiko yang perlu diwaspadai. Aktivitas ibadah haji seperti wukuf, thawaf, dan sa'i, memerlukan kondisi fisik yang prima. Bagi jemaah lansia, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kelelahan, cedera, dan masalah kesehatan lainnya.
Tantangan Kesehatan Jemaah Lansia Selama Haji
Salah satu tantangan terbesar bagi jemaah lansia adalah cuaca ekstrem saat wukuf di Arafah. Suhu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan heatstroke. Oleh karena itu, perlindungan dari terik matahari, hidrasi yang cukup, dan pengawasan medis sangat penting untuk mengurangi risiko tersebut. "Misalnya, saat melakukan wukuf di Arafah, terdapat cuaca ekstrem dengan suhu tinggi, yang sering menyebabkan dehidrasi, heat stroke, dan kelelahan," jelas Imran Pambudi.
Thawaf ifadah, yaitu mengelilingi Ka'bah tujuh kali, juga berpotensi menimbulkan risiko bagi jemaah lansia. Kerumunan yang padat dapat menyebabkan cedera, kelelahan, dan masalah pernapasan. Jemaah lansia mungkin memerlukan bantuan dan alat bantu seperti kursi roda untuk mengatasi tantangan ini. Pengawasan kesehatan dan bantuan dari petugas medis sangat disarankan.
Sa'i, yaitu berjalan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah, merupakan aktivitas fisik yang cukup berat. Bagi jemaah lansia, sa'i dapat memicu kelelahan dan masalah pada persendian. "Jemaah lansia dapat menggunakan alat bantu mobilitas atau beristirahat selama sa'i jika diperlukan," saran Imran Pambudi. Hal ini penting untuk mencegah cedera dan memastikan kenyamanan selama ibadah.
Mengatasi Risiko di Lempar Jumrah
Lempar jumrah di Mina juga merupakan aktivitas yang berpotensi menimbulkan risiko bagi jemaah lansia. Jarak yang jauh dan kerumunan yang padat dapat meningkatkan risiko kelelahan, dehidrasi, dan cedera. Untuk memastikan keselamatan, jemaah lansia disarankan untuk melakukan lempar jumrah di waktu yang lebih sepi atau mendelegasikannya kepada petugas haji badal jika diperlukan.
Pemerintah Indonesia telah mengintegrasikan data kesehatan jemaah haji ke dalam Sistem Informasi Kesehatan Haji (Siskohatkes). Sistem ini bertujuan untuk memantau kesehatan jemaah dan memberikan penanganan yang tepat jika terjadi masalah kesehatan. Sebelum berangkat, calon jemaah haji wajib memenuhi kriteria kesehatan, termasuk kebugaran fisik dan mental, untuk memastikan kesiapan mereka dalam menjalankan ibadah haji.
Dengan memperhatikan kondisi kesehatan dan mempersiapkan diri dengan baik, diharapkan jemaah lansia dapat menjalankan ibadah haji dengan aman, nyaman, dan khusyuk. Penting untuk selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan selama menjalankan ibadah haji.