Jokowi Akui Hubungan Hangat dengan Puan Maharani Jelang Pemilu 2024
Presiden Jokowi mengakui kehangatan hubungannya dengan Puan Maharani, meskipun sebelumnya sempat terjadi keretakan antara Jokowi dan PDIP menjelang Pemilu 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara terbuka mengakui kehangatan hubungannya dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani. Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat ditemui awak media di NasDem Tower, Jakarta, Jumat malam. "Hubungannya memang hangat betul, memang hangat, dengan Mbak Puan hangat," ujar Jokowi. Pernyataan ini cukup mengejutkan mengingat dinamika politik yang sempat menegangkan antara Jokowi dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjelang Pemilu 2024.
Meskipun hubungan dengan Puan Maharani diklaim hangat, Jokowi mengaku belum dapat memastikan rencana pertemuan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Namun, ia optimis hubungannya dengan Megawati tetap baik. "Ya belum, tapi akan apa ya, ke depan saya kira akan baik-baik saja," tambahnya. Pernyataan ini menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan rekonsiliasi antara Jokowi dan PDIP, meskipun pemecatan Jokowi dari partai telah terjadi.
Perlu diingat bahwa Jokowi merupakan kader PDIP sejak awal karier politiknya. Ia diusung oleh PDIP dalam berbagai kontestasi politik, mulai dari Wali Kota Solo hingga Presiden RI. Namun, perjalanan politik Jokowi pasca dua periode kepemimpinannya sebagai Presiden membawa dinamika baru dalam hubungannya dengan PDIP. Dukungan Jokowi terhadap calon presiden di luar pilihan resmi PDIP menjadi titik krusial yang memicu ketegangan.
Dinamika Hubungan Jokowi dan PDIP
Perbedaan sikap politik, terutama terkait dukungan terhadap calon presiden pada Pemilu 2024, menjadi pemicu utama keretakan hubungan Jokowi dengan PDIP. Puncaknya, pada 17 Desember 2024, PDIP resmi memecat Jokowi dari keanggotaan partai. Keputusan ini diumumkan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, yang menyatakan Jokowi melakukan pelanggaran berat karena mendukung calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan menyalahgunakan kekuasaan.
Sebelumnya, pada 22 April 2024, PDIP juga telah menyatakan bahwa Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, tidak lagi menjadi anggota partai karena alasan yang sama. Pemecatan ini menandai babak baru dalam hubungan Jokowi dan PDIP, yang selama ini dikenal sebagai partai pengusung Jokowi dalam perjalanan karier politiknya.
Meskipun terdapat perbedaan pandangan politik, pernyataan Jokowi mengenai hubungan hangat dengan Puan Maharani mengindikasikan adanya upaya untuk meredakan ketegangan. Langkah ini bisa diinterpretasikan sebagai strategi politik untuk menjaga stabilitas dan konsolidasi kekuatan menjelang dan pasca Pemilu 2024.
Konteks Pemecatan Jokowi dari PDIP
- Jokowi dipecat dari PDIP pada 17 Desember 2024.
- Alasan pemecatan: Dukungan terhadap calon presiden di luar pilihan resmi PDIP dan penyalahgunaan kekuasaan.
- Gibran Rakabuming Raka juga dipecat dari PDIP pada 22 April 2024.
Pernyataan Jokowi tentang hubungan yang hangat dengan Puan Maharani memberikan gambaran yang kompleks mengenai dinamika politik di Indonesia. Meskipun terdapat perbedaan dan konflik yang terjadi sebelumnya, pernyataan ini menunjukkan adanya upaya untuk membangun kembali komunikasi dan hubungan yang lebih baik di antara pihak-pihak yang bersangkutan. Bagaimana perkembangan hubungan ini selanjutnya akan terus menjadi sorotan publik.