Jokowi dan Prabowo Dukung Penanaman Aren 1,2 Juta Hektare untuk Ketahanan Energi
Menteri Kehutanan mengusulkan penanaman aren seluas 1,2 juta hektare untuk energi alternatif, mendapat dukungan dari Presiden Jokowi dan Prabowo.

Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto mendukung rencana ambisius Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (Menhut LHK), Raja Juli Antoni, untuk menanam aren seluas 1,2 juta hektare. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi dan pangan nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM).
Usulan ini mencuat setelah Menhut Raja Juli melakukan video call dengan Presiden Jokowi. Dalam percakapan tersebut, Jokowi, yang sebelumnya mengunjungi Kendal – salah satu produsen gula aren terbesar di Jawa Tengah – bersama dengan Willie Smits, seorang konservasionis dan penasihat utama Kementerian Kehutanan, mendukung penuh rencana tersebut. Kunjungan ke Kendal tersebut turut memperkuat gagasan pemanfaatan aren secara maksimal.
Dukungan Jokowi diperkuat oleh kesukaan Presiden Prabowo Subianto terhadap gula aren. Hal ini mendorong Menhut untuk mengusulkan pengembangan aren sebagai sumber energi alternatif, khususnya dalam bentuk etanol, kepada Presiden Prabowo. Usulan ini pun disambut positif.
Potensi Aren sebagai Sumber Energi Terbarukan
Menurut Menhut Raja Juli Antoni, penanaman aren seluas 1,2 juta hektare berpotensi menghasilkan 2,6 juta kiloliter etanol. Meskipun proyek ini membutuhkan investasi yang cukup besar, diperkirakan mencapai Rp100 triliun, potensi penghematan devisa negara dari pengurangan impor BBM sangat signifikan. Pemerintah saat ini menghabiskan anggaran hingga Rp396 triliun per tahun untuk impor BBM.
Raja Juli optimistis bahwa dengan penanaman aren secara besar-besaran, Indonesia dapat mengurangi, bahkan menghilangkan, ketergantungan impor BBM dalam jangka waktu enam tahun. "Jadi kalau kita tanam hari ini, bisa enam tahun lagi kita udah enggak impor (BBM) kalau kita pakai menanam aren. Kalau kita tanam aren 1,2 juta hektare saja dengan biaya kurang dari Rp100 triliun, kita sudah punya etanol yang bisa dipakai untuk mengganti impor BBM," ungkap Menhut.
Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui usulan tersebut, menyatakan bahwa minimal 1,2 juta hektare lahan akan didedikasikan untuk penanaman aren. Keputusan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Aren
Proyek penanaman aren skala besar ini tentu saja akan menghadapi berbagai tantangan, di antaranya adalah perencanaan lahan yang matang, pengembangan teknologi pengolahan aren yang efisien, dan penjaminan akses pasar bagi produk aren. Namun, potensi ekonomi dan lingkungan yang ditawarkan oleh aren sangat besar.
Selain sebagai sumber energi terbarukan, aren juga memiliki nilai ekonomi tinggi dari produk turunannya, seperti gula aren, nira, dan ijuk. Pengembangan industri hilir aren juga akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan.
Pemerintah perlu memastikan bahwa proyek ini dijalankan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini mencakup pemberdayaan masyarakat lokal, penggunaan teknologi tepat guna, dan perlindungan keanekaragaman hayati.
Proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengembangan komoditas pertanian lain yang berpotensi untuk meningkatkan ketahanan energi dan pangan nasional. Dengan dukungan dari Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo, proyek penanaman aren ini memiliki peluang besar untuk berhasil dan memberikan dampak positif bagi Indonesia.