KA Gunungjati Kembali Beroperasi: Konektivitas Antar Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi
Setelah 32 tahun vakum, KA Gunungjati kembali beroperasi menghubungkan Semarang, Cirebon, dan Jakarta, mendorong konektivitas antar daerah dan pertumbuhan ekonomi di jalur tersebut.

Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 3 Cirebon kembali mengoperasikan kereta api Gunungjati, menghubungkan Semarang, Cirebon, dan Jakarta. Kabar baik ini disampaikan langsung oleh VP PT KAI Daop 3 Cirebon, Mohamad Arie Fathurrochman, pada Minggu, 2 Februari 2024 di Cirebon. Dengan beroperasinya kembali kereta legendaris ini setelah 32 tahun vakum, diharapkan konektivitas antar daerah semakin meningkat.
Mengapa KA Gunungjati dihidupkan kembali setelah sekian lama? Jawabannya sederhana: untuk meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi regional. Jalur kereta api ini melewati kota-kota penting seperti Semarang, Pekalongan, Tegal, dan Cirebon, sebelum akhirnya sampai di Jakarta. Dengan konektivitas yang lebih baik, mobilitas barang dan jasa diharapkan meningkat, menunjang sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di sepanjang jalur tersebut.
KA Gunungjati pertama kali beroperasi pada 1 Februari 1973 sebagai kereta ekspres pengganti KA Patas relasi Cirebon-Jatinegara. Namun, layanannya dihentikan pada 1 Juni 1992, setelah hadirnya KA Cirebon Ekspres. Kini, setelah sekian lama, kereta ini kembali beroperasi melayani masyarakat dengan jadwal empat kali perjalanan sehari: pukul 05.40 WIB, 09.00 WIB, 15.45 WIB, dan 22.05 WIB.
Bagaimana dampaknya terhadap masyarakat? KA Gunungjati diharapkan menjadi alternatif transportasi yang nyaman, efisien, dan aman. Kehadirannya juga sejalan dengan upaya KAI dalam mendorong penggunaan transportasi publik yang ramah lingkungan. Dengan pilihan transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien, masyarakat di sepanjang jalur kereta api akan merasakan manfaatnya.
Pengoperasian kembali KA Gunungjati tak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah Daop 3 Cirebon. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang kereta api di Daop 3 Cirebon pada tahun 2024 yang mencapai 3,88 juta orang, meningkat 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Stasiun Cirebon menjadi stasiun dengan jumlah penumpang tertinggi, yakni 1,47 juta penumpang sepanjang tahun 2024.
Lonjakan penumpang paling signifikan terlihat selama libur Idul Fitri, dengan total keberangkatan mencapai 210.478 penumpang dan kedatangan 205.653 penumpang. Angka ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap transportasi kereta api, dan diharapkan KA Gunungjati dapat mengakomodasi peningkatan permintaan tersebut.
KAI Daop 3 Cirebon optimistis bahwa KA Gunungjati akan menjadi pilihan transportasi andalan masyarakat. Mereka mengajak masyarakat untuk menggunakan KA Gunungjati sebagai bagian dari sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan ekonomi secara berkelanjutan di wilayah yang dilalui KA Gunungjati.
Kesimpulannya, kembalinya KA Gunungjati menandai langkah positif KAI dalam meningkatkan konektivitas antar daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Layanan kereta api ini diharapkan dapat menjadi solusi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan bagi masyarakat, serta berkontribusi pada perkembangan ekonomi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.