KAI Kembangkan Konektivitas Perkeretaapian di Daop 2 Bandung
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengembangkan konsep peningkatan aglomerasi dan konektivitas perkeretaapian di Daop 2 Bandung dengan memperbanyak jumlah kereta dan titik naik-turun penumpang untuk integrasi layanan kereta jarak jauh dan lokal.
![KAI Kembangkan Konektivitas Perkeretaapian di Daop 2 Bandung](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/160247.514-kai-kembangkan-konektivitas-perkeretaapian-di-daop-2-bandung-1.jpg)
Bandung, 9 Februari 2025 - PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah fokus mengembangkan sistem perkeretaapian di Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung dengan strategi peningkatan aglomerasi dan konektivitas. Konsep ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas layanan kereta api bagi masyarakat.
Peningkatan Aglomerasi dan Konektivitas
Vice President of Public Relations PT KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa pengembangan ini mempertimbangkan potensi berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk sektor pariwisata. "Ini menjadi konsep di wilayah (Daop) Bandung, dengan mempertimbangkan potensi-potensi yang ada di berbagai daerah termasuk pariwisata," ujar Anne dalam konferensi pers di Bandung.
Strategi peningkatan aglomerasi diwujudkan melalui penambahan jumlah perjalanan kereta api dan perluasan titik pusat naik-turun penumpang. Penumpang kereta jarak jauh nantinya dapat lebih mudah terhubung dengan layanan kereta lokal maupun moda transportasi lainnya.
Anne mencontohkan keberhasilan konsep serupa di kawasan Jabodetabek. "Kawasan Jabodetabek memiliki komuter yang beroperasi sekitar 1.000 perjalanan sehari sehingga penumpang kereta jarak jauh bisa turun di Cikarang, Bekasi atau Jatinegara. Inilah yang ingin kami terapkan di Daop 2 Bandung," tambahnya.
Integrasi dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025
Integrasi layanan kereta jarak jauh dan lokal ini telah diintegrasikan ke dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Gapeka 2025 dirancang untuk memastikan konektivitas yang lebih baik dan efisiensi operasional kereta api.
"Dalam Gapeka 2025, kami mengintegrasikan kereta jarak jauh dengan kereta layanan lokal atau moda lainnya (semakin luas)," jelas Anne. Hal ini diharapkan dapat memberikan pilihan perjalanan yang lebih fleksibel dan nyaman bagi penumpang.
Penambahan Frekuensi dan Rute Kereta Api
Sebagai bagian dari pengembangan ini, beberapa perubahan signifikan telah dan akan diterapkan. Frekuensi perjalanan KA Harina (Bandung-Surabaya via Semarang) di pagi hari telah ditambah, sehingga kini terdapat tiga perjalanan dari Bandung menuju jalur Cirebon dan Semarang Tawang, selain jadwal keberangkatan sore (16.55) oleh KA Ciremai dan malam hari (21.35) dengan KA Harina.
KA Parahyangan (Bandung-Jakarta), yang kembali beroperasi sejak 1 Februari 2025, juga mengalami penambahan titik naik-turun penumpang. Sebelumnya hanya empat atau lima stasiun, kini ditambah dengan stasiun Purwakarta, Cikampek, dan Karawang.
Stasiun Rancaekek juga telah ditunjuk sebagai titik naik-turun untuk kereta jarak jauh, seperti KA Pasundan (Bandung-Surabaya). Langkah ini bertujuan untuk memperluas aksesibilitas layanan kereta api bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Pengembangan konsep aglomerasi dan konektivitas di Daop 2 Bandung oleh PT KAI merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas layanan kereta api. Dengan penambahan frekuensi kereta, perluasan titik naik-turun penumpang, dan integrasi layanan kereta jarak jauh dan lokal, diharapkan dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik bagi masyarakat Jawa Barat.