Kapolda NTT Tawarkan Tes Polisi pada Anak Buruh Berprestasi
Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga, menawarkan kesempatan kepada Renata Mangngi, anak seorang buruh berprestasi di bidang karate, untuk mengikuti tes masuk kepolisian.

Kupang, 1 Mei 2024 (ANTARA) - Dalam sebuah momen mengharukan di Polda NTT, Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Kapolda NTT), Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga, memberikan tawaran istimewa kepada seorang anak buruh. Tawaran tersebut muncul setelah Wanto Mangngi, sang ayah, mengutarakan kekecewaannya atas kurangnya apresiasi yang diterima putrinya, Renata Mangngi, seorang atlet karate berprestasi, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Peristiwa ini bermula saat Wanto Mangngi hadir dalam acara peringatan Hari Buruh di Polda NTT. Dalam dialognya dengan Kapolda dan Forkompimda, Wanto menyampaikan keluhannya. Renata, juara dua karate tingkat nasional, tidak mendapatkan apresiasi yang layak atas prestasinya tersebut, baik dari pemerintah daerah maupun provinsi. Mendengar curahan hati Wanto, Kapolda NTT langsung merespon dengan tawaran yang mengejutkan.
Dengan penuh perhatian, Kapolda NTT menanyakan usia Renata dan langsung menawarkan kesempatan untuk mengikuti tes masuk kepolisian. Sikap Kapolda yang penuh empati ini menunjukkan komitmennya untuk memberikan kesempatan yang setara bagi semua warga NTT yang berprestasi, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi.
Kesempatan Emas bagi Renata Mangngi
Tawaran Kapolda NTT tersebut tentu menjadi angin segar bagi Renata dan keluarganya. Kapolda bahkan menanyakan tinggi badan Renata dan menyarankan Wanto untuk berkonsultasi dengan Karo SDM Polda NTT terkait persyaratan dan prosedur penerimaan calon Polwan. Hal ini menunjukkan keseriusan Kapolda dalam mewujudkan komitmennya untuk memberikan kesempatan kepada Renata.
Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga menegaskan kesiapannya menerima Renata sebagai calon anggota polisi. "Kalau dia seorang anak NTT yang berprestasi, kenapa saya harus ragu menerima dia ikut tes menjadi anggota polisi, kalau dia baik atau putra/putri terbaik dari NTT kenapa tidak, dia punya hak yang sama dengan yang lain," ujar Kapolda NTT. Pernyataan ini menekankan prinsip kesetaraan dan penghargaan terhadap prestasi tanpa melihat latar belakang.
Kapolda juga optimis dapat membina Renata menjadi anggota polisi yang baik dan profesional. Beliau melihat potensi besar pada diri Renata dan yakin bahwa dengan bimbingan yang tepat, Renata dapat berkontribusi positif bagi kepolisian dan masyarakat.
Reaksi Wanto Mangngi dan Renata Mangngi
Wanto Mangngi, sang ayah, mengaku terkejut dan bersyukur atas tawaran Kapolda. Ia tidak menyangka bahwa keluh kesahnya justru berbuah manis dan membuka jalan bagi anaknya untuk meraih cita-cita. Wanto berjanji akan mendukung penuh Renata dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti tes masuk Polwan.
Renata sendiri, sejak SD telah menunjukkan bakatnya di bidang karate. Ia pun menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan emas yang diberikan Kapolda NTT. Renata, yang saat ini masih duduk di bangku SMA dan akan lulus tahun ini, telah lama menyimpan keinginan untuk menjadi Polwan. Tawaran Kapolda ini menjadi jawaban atas doa dan harapannya selama ini.
Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa prestasi dan kerja keras akan selalu mendapatkan apresiasi. Kapolda NTT telah menunjukkan kepemimpinan yang inspiratif dengan memberikan kesempatan kepada anak seorang buruh untuk meraih cita-citanya menjadi Polwan. Semoga kisah ini dapat menginspirasi banyak orang untuk terus berjuang dan berprestasi.
Apresiasi atas Prestasi dan Kesetaraan
Langkah Kapolda NTT ini patut diapresiasi. Selain memberikan kesempatan kepada Renata, tindakan ini juga menunjukkan komitmen terhadap kesetaraan kesempatan dan penghargaan atas prestasi. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak anak muda berprestasi dari berbagai latar belakang yang termotivasi untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara.
Lebih lanjut, kisah ini juga menyoroti pentingnya apresiasi terhadap prestasi atlet muda. Renata, sebagai atlet karate berprestasi, seharusnya mendapatkan dukungan dan apresiasi yang lebih dari pemerintah daerah. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan dan mendukung para atlet muda berbakat di NTT.