Kapolres Rejang Lebong Imbau Warga Stop Pesta Malam: Cegah Keributan dan Kriminalitas
Imbauan Kapolres Rejang Lebong untuk menghentikan pesta malam menyusul insiden pembunuhan dua warga di pesta yang menampilkan musik organ tunggal, mendorong upaya pencegahan kriminalitas dan menjaga ketertiban.

Rejang Lebong, Bengkulu - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Rejang Lebong, AKBP Eko Budiman, mengeluarkan imbauan resmi kepada warga untuk menghentikan sementara pesta malam. Imbauan ini dikeluarkan menyusul insiden tragis yang menewaskan dua orang di sebuah pesta di Desa Bandung Marga, Kecamatan Bermani Ulu, Minggu (16/2) dini hari. Kejadian tersebut menyoroti potensi bahaya pesta malam yang kerap dikaitkan dengan keributan, peredaran narkoba, dan tindak kejahatan lainnya.
Imbauan dan Langkah Preventif
Kapolres Eko Budiman menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan dalam penyelenggaraan pesta. "Terkait dengan pesta malam yang menampilkan hiburan organ tunggal, kami himbau kepada masyarakat pemilik hajatan untuk mematuhi segala aturan," tegasnya saat diwawancarai di Mapolres Rejang Lebong, Senin. Ia menambahkan bahwa batas waktu maksimal pesta malam adalah pukul 22.00 WIB. Pemilik hajatan juga diwajibkan membuat surat pernyataan yang disaksikan oleh Kapolsek, kepala desa/lurah, dan camat.
Polres Rejang Lebong tidak hanya mengandalkan imbauan. Langkah persuasif juga dilakukan melalui koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Bupati Rejang Lebong terpilih dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Koordinasi ini difokuskan pada kemungkinan penerbitan peraturan daerah atau surat edaran yang lebih tegas terkait larangan atau pembatasan waktu pelaksanaan pesta malam. Selain itu, upaya preventif seperti patroli rutin juga terus ditingkatkan.
Tragedi di Desa Bandung Marga
Insiden berdarah di Desa Bandung Marga menjadi pemicu utama imbauan ini. Dua warga, Fadli Muzaki (19) dan Reiliando (24), meninggal dunia setelah terkena senjata tajam dalam sebuah pesta yang diiringi musik house music. Kedua korban sempat dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit, namun nyawa mereka tak tertolong. Kejadian ini menjadi duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Rejang Lebong.
"Kami turut berduka cita dan berbelasungkawa kepada kedua keluarga korban," ungkap Kapolres Eko Budiman. Polisi saat ini tengah fokus mengungkap kasus tersebut. Sejumlah saksi telah diperiksa dan barang bukti dikumpulkan. Kapolres meminta doa restu masyarakat untuk kelancaran proses penyelidikan.
Mencari Solusi Jangka Panjang
Meskipun imbauan penghentian sementara pesta malam merupakan langkah responsif terhadap insiden tragis tersebut, perlu dicari solusi jangka panjang. Koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk merumuskan regulasi yang lebih komprehensif. Regulasi ini harus mampu menyeimbangkan aspek budaya dan hiburan masyarakat dengan upaya menjaga keamanan dan ketertiban umum.
Langkah-langkah preventif seperti peningkatan patroli, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya pesta malam yang tidak terkendali, dan kerjasama aktif antara polisi dengan tokoh masyarakat juga perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi seluruh warga Rejang Lebong.
Kesimpulan
Insiden di Desa Bandung Marga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Imbauan Kapolres Rejang Lebong untuk menghentikan sementara pesta malam merupakan langkah penting untuk mencegah kejadian serupa terulang. Namun, upaya yang lebih komprehensif dan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat Rejang Lebong di masa mendatang. Kerjasama antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat krusial dalam menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan.