Kawasan Industri Bersih: Indonesia Dorong Net Zero Emission
Menteri Investasi Rosan Roeslani mendorong pengembangan kawasan industri di Indonesia yang menerapkan prinsip karbon bersih atau Net Zero Emission (NZE), memanfaatkan potensi energi terbarukan untuk mencapai target tersebut.
Kawasan Industri Bersih: Target Net Zero Emission Indonesia
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menekankan perlunya desain kawasan industri di Indonesia yang berfokus pada pencapaian emisi karbon bersih atau Net Zero Emission (NZE). Pernyataan ini disampaikan dalam sesi panel World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pada 22 Januari lalu, yang membahas peran kawasan industri dalam transisi energi bersih. Indonesia berkomitmen serius dalam pengembangan energi terbarukan dan kawasan industri yang berkelanjutan.
Mengapa dan Bagaimana Menuju Kawasan Industri Bersih?
Rosan menjelaskan pentingnya keberlanjutan sebagai prioritas utama dalam setiap proyek investasi, baik dari perusahaan lokal maupun asing. Indonesia memiliki beberapa klaster industri terintegrasi yang saat ini mengonsumsi sekitar 4,5 gigawatt (GW) energi. Pemerintah berencana menambah pasokan 2,5 GW energi hijau, dengan target total kebutuhan energi 6,6 GW di klaster tersebut berasal dari sumber energi bersih. Pendekatan berbasis klaster dinilai efektif membangun ekosistem yang berkelanjutan.
Sebagai contoh nyata, Indonesia telah mengembangkan klaster industri nikel yang terintegrasi. Klaster ini mencakup seluruh rantai pasok, mulai dari produksi nikel hingga daur ulang baterai kendaraan listrik, semuanya berada dalam satu lokasi. Langkah ini menunjukkan komitmen nyata dalam mengurangi emisi karbon di sektor industri.
Potensi Energi Terbarukan Indonesia
Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, termasuk tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan gelombang laut, dengan total potensi mencapai 3.700 GW. Namun, pemanfaatannya masih sangat minim. Rosan mencontohkan potensi panas bumi Indonesia yang terbesar di dunia, terutama di Jawa dan Sumatra, namun baru kurang dari 1 persen yang terpasang. Ini menjadi peluang besar yang harus segera digarap.
Kesimpulan
Dorongan pemerintah untuk menciptakan kawasan industri dengan emisi karbon bersih merupakan langkah strategis Indonesia menuju ekonomi hijau. Dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan yang melimpah dan menerapkan pendekatan berbasis klaster, Indonesia berpotensi menjadi pemimpin dalam pengembangan kawasan industri berkelanjutan di dunia. Komitmen ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga membuka peluang investasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.