Kiai Zuhri: Liburan Santri, Momentum Refleksi Diri dan Implementasi Ilmu
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini, mengajak santri untuk merenungkan perubahan diri selama belajar di pesantren selama liburan Ramadhan dan Idul Fitri 2025, serta menekankan pentingnya akhlak mulia dan persiapan masa depan.

Probolinggo, 21 Maret 2025 - Masa liburan Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijriah bagi santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, bukan sekadar waktu untuk bersantai. Menurut Pengasuh Pondok Pesantren, KH Moh Zuhri Zaini, liburan ini menjadi momentum penting bagi santri untuk merefleksikan diri dan sejauh mana ilmu yang didapat telah membentuk karakter mereka. Hal ini disampaikan beliau dalam keterangannya di Situbondo, Jawa Timur, Jumat lalu.
KH Zuhri menekankan bahwa liburan bukan berarti pembebasan dari kewajiban, melainkan kesempatan untuk beristirahat dan merenung. Beliau berharap santri dapat memanfaatkan waktu ini untuk mengevaluasi diri dan mengimplementasikan nilai-nilai yang telah dipelajari di pesantren dalam kehidupan sehari-hari. Pesan ini disampaikan kepada para santri yang sedang menikmati liburan panjang menyambut Ramadhan dan Lebaran 2025.
Lebih lanjut, Kiai Zuhri mengajak santri untuk membuktikan kepada orang tua mereka bahwa pendidikan di pesantren telah membentuk pribadi yang berakhlak mulia. Beliau menegaskan bahwa keberhasilan seorang santri tidak hanya diukur dari banyaknya ilmu yang dikuasai, tetapi juga dari kualitas akhlak dan budi pekerti yang baik. Hal ini menjadi poin penting yang perlu diperhatikan oleh seluruh santri.
Momentum Refleksi dan Persiapan Masa Depan
Dalam pesannya, Kiai Zuhri juga mengingatkan para santri untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam tanggung jawab di hadapan Allah SWT. Beliau mengimbau agar santri menghindari hawa nafsu yang dapat menghambat perkembangan diri mereka. Menjaga diri dari pengaruh negatif sangat penting dalam proses pertumbuhan dan pembentukan karakter.
Bagi santri yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Kiai Zuhri berpesan agar mereka tetap menjaga nama baik pesantren dan tidak melupakan identitasnya sebagai santri. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga konsistensi nilai-nilai yang telah dipelajari selama di pesantren.
Selain itu, Kiai Zuhri juga menekankan pentingnya memilih lingkungan pergaulan yang baik dan menghindari perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Memilih teman yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral dan spiritual santri.
“Santri juga harus bijak dalam memilih lingkungan dan teman pergaulan, serta tidak mudah terpengaruh oleh perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam,” tutur Kiai Zuhri.
Menjadi Teladan di Masyarakat
Senada dengan Kiai Zuhri, Sekretaris Ponpes Nurul Jadid Paiton, H Thohiruddin, menambahkan bahwa para santri harus mampu berinteraksi dengan masyarakat dengan tetap menjunjung tinggi akhlak yang telah diajarkan di pesantren. Santri diharapkan menjadi teladan di lingkungan masing-masing, menunjukkan sikap yang baik, dan menjaga nama baik pesantren.
“Santri harus menjadi teladan di lingkungan masing-masing, menunjukkan sikap yang baik, serta menjaga nama baik pesantren,” katanya.
Liburan panjang ini diharapkan dapat menjadi waktu yang bermanfaat bagi para santri untuk berintrospeksi, meningkatkan kualitas diri, dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan. Pesan dari Kiai Zuhri dan H Thohiruddin menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai pesantren dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, liburan bukan hanya waktu untuk beristirahat, tetapi juga kesempatan untuk merefleksikan diri dan mengimplementasikan ilmu yang telah didapat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.