Kisah Inspiratif Nano Susanto: Dari Ditolak Warga Hingga Jadi Penyuluh KB Teladan Nasional dari Kulon Progo
Simak perjalanan Nano Susanto, Penyuluh KB Teladan asal Kulon Progo, yang berkat dedikasi dan inovasinya berhasil meraih penghargaan nasional setelah melalui berbagai tantangan.

Nano Susanto, seorang Penyuluh Keluarga Berencana (KB) dari Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil mengukir prestasi gemilang. Dedikasi serta inovasinya dalam menjalankan tugas berbuah manis dengan meraih penghargaan tingkat nasional. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak pihak dalam upaya pembangunan keluarga.
Pria berusia 32 tahun ini menunjukkan totalitas luar biasa dalam pengabdiannya di pegunungan Menoreh. Setiap pagi, ia menempuh jarak lebih dari 30 kilometer dari Bantul menuju Balai Penyuluhan KB Kapanewon Nanggulan. Perjalanan panjang ini menjadi saksi bisu semangatnya melayani masyarakat.
Penghargaan ini tidak datang begitu saja, melainkan melalui perjalanan panjang penuh tantangan dan pembelajaran. Dari pengalaman pahit penolakan warga hingga kolaborasi lintas sektor, Nano membuktikan pentingnya pendekatan personal. Ia kini diakui sebagai Penyuluh KB Teladan Nasional, sebuah pengakuan atas kerja kerasnya.
Awal Mula Pengabdian dan Pelajaran Berharga
Dedikasi tinggi Nano Susanto tidak muncul secara instan, melainkan melalui proses panjang. Pada awal bertugas sebagai Penyuluh KB setelah diangkat menjadi CPNS, ia sempat mendapatkan pengalaman berharga yang membuatnya merenung. Ia berusaha bekerja dengan mengikuti panduan secara "textbook" sebagaimana yang dipelajari dalam pelatihan.
Namun, pendekatan tersebut tidak selalu berjalan mulus di lapangan. Nano pernah menyampaikan saran KB kepada seorang bapak, tetapi justru mendapat jawaban pedas. "Lha sampeyan itu siapa? Memangnya sampeyan yang membiayai anak-anak saya?" kenang Nano, menceritakan respons yang membuatnya terhenyak sebagai penyuluh baru.
Peristiwa itu menyadarkan Nano bahwa ia tidak bisa bekerja hanya berdasarkan petunjuk pelaksanaan dan teknis semata. Pekerjaannya pada dasarnya adalah memengaruhi sikap, perilaku, serta membangun kesadaran warga. Ia menyadari bahwa perlu menjalin hubungan dan berinteraksi secara akrab agar pesan-pesan pembangunan keluarga dapat diterima dengan baik.
Inovasi dan Kolaborasi Lintas Sektor
Warga di wilayah kerja Nano sebagian besar berprofesi sebagai petani. Nano pun fasih berbincang tentang pertanian tanaman pangan berkat diskusi rutin dengan sang istri, Shilfiana Rahayu, seorang ahli botani. Pengetahuan ini membantunya mudah akrab dan "nyambung" saat berbincang dengan warga binaannya, memuluskan penyampaian program Banggakencana.
Nano tidak hanya mengandalkan pendekatan personal, tetapi juga memprakarsai berbagai inovasi program. Salah satu yang menonjol adalah kolaborasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) setempat untuk Pembinaan Perkawinan (Binwin). Ia membuat "linktree" berisi materi dan kuis bagi calon pengantin, yang setelah dijawab akan mendapatkan "Form Samawa" sebagai syarat pendaftaran Binwin. Inovasi ini dinamai "Inovasi Samawa", akronim dari "sampun mantep, wantun" (sudah mantap, berani).
Selain itu, Nano juga menggagas "Kudu Penting" atau Kunjungan Posyandu Pencegahan Stunting. Inovasi ini merupakan kerja sama lintas sektoral bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kapanewon Nanggulan. Seluruh unsur TPPS secara rutin mengunjungi posyandu untuk memberikan advokasi, monitoring, evaluasi, dan penyampaian materi kepada peserta, menunjukkan komitmen dalam pencegahan stunting.
Pengakuan dan Apresiasi Atas Dedikasi
Prestasi Nano Susanto sebagai Penyuluh KB Teladan Nasional bukanlah hasil kerja sendirian. Ia banyak berguru dari dua penyuluh senior, Sri Mulyani dan Hermawati Sri Rejeki, yang sama-sama bertugas di Nanggulan. Keduanya sangat mendukung dan membantu Nano dalam setiap langkahnya. Diskusi dengan tenaga penunjang non-ASN juga memperkaya pemahamannya tentang isu-isu di lapangan.
Atas dedikasi yang konsisten dalam melaksanakan tugasnya, ayah dari dua anak ini telah menerima sejumlah penghargaan. Sejak bertugas pada tahun 2019, ia diakui sebagai Penyuluh KB Terbaik II tingkat Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2024. Kemudian, pada tahun 2025, ia terpilih sebagai Penyuluh KB Terbaik I tingkat Kabupaten dan mewakili Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Puncak pengakuannya datang di tingkat nasional. Nano Susanto berhasil meraih penghargaan Terbaik Nasional pada Apresiasi Tenaga Lini Lapangan 2025 untuk Kategori Penyuluh KB ASN. Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen dan keberhasilannya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.