KLB Keracunan Massal di Klaten: 110 Orang Terdampak, Satu Meninggal
Kejadian luar biasa (KLB) ditetapkan di Klaten menyusul keracunan massal pasca-pentas wayang, menewaskan satu orang dan ratusan lainnya dilarikan ke rumah sakit.

Klaten, Jawa Tengah, 15 April 2024 - Sebuah tragedi keracunan massal terjadi di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengakibatkan Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Peristiwa ini bermula dari sebuah pentas wayang kulit dalam rangka halal bihalal pada Sabtu, 12 April 2024, yang disusul dengan munculnya gejala keracunan massal pada puluhan warga yang hadir. Satu orang meninggal dunia, sementara lebih dari 100 lainnya mengalami gejala mual, pusing, dan sesak napas.
Bupati Klaten langsung meninjau lokasi kejadian pada Selasa, 15 April 2024, didampingi oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. "Ini kasus luar biasa, tapi ditangani jadi masih dalam kontrol," ujar Bupati Hamenang. Ia menambahkan bahwa posko telah dibuka sejak dua hari lalu untuk menangani para korban. Sebagian besar korban telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan, namun beberapa lainnya masih menjalani rawat inap di rumah sakit.
Yang meninggal dunia, menurut Bupati, bukanlah warga yang diundang dalam acara tersebut, melainkan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang ikut mengonsumsi hidangan yang sama. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dan langkah cepat dari pemerintah daerah untuk mencegah meluasnya dampak keracunan.
Penanganan KLB dan Investigasi Penyebab
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, Hanung Sasmita, mengonfirmasi penetapan status KLB. "Dari BPBD sudah terjun semalam, karena melibatkan warga banyak jadi korban dan ada yang meninggal dunia," jelasnya. Pihaknya berharap status KLB dapat segera dicabut setelah penanganan tuntas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, Syahruna, menjelaskan kronologi kejadian. Setelah pentas wayang pada Sabtu, beberapa warga mulai merasakan mual dan pusing pada Minggu. Gejala tersebut semakin meluas pada Senin, hingga akhirnya dilaporkan ke perangkat desa. Saat ini, pihak berwenang tengah menyelidiki penyebab keracunan melalui pemeriksaan laboratorium forensik (Labfor) Polri.
"Penyebab keracunan akan dilakukan pemeriksaan oleh Labfor Polri melalui Inafis Polres Klaten," kata Syahruna. Polres Klaten juga telah menginstruksikan penempatan pos pemantauan di lokasi kejadian untuk memantau situasi lebih lanjut. Proses investigasi ini diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti keracunan massal dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Langkah-langkah Antisipasi dan Pencegahan
Pemerintah Kabupaten Klaten telah mengambil langkah cepat dengan mendirikan posko kesehatan dan memberikan perawatan kepada para korban. Selain itu, investigasi intensif sedang dilakukan untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi makanan yang menyebabkan keracunan massal ini. Hasil investigasi akan menjadi dasar untuk melakukan langkah-langkah pencegahan di masa mendatang, termasuk edukasi kepada masyarakat mengenai keamanan pangan dan kebersihan makanan.
Status KLB yang ditetapkan merupakan langkah penting dalam mengendalikan penyebaran dampak keracunan dan memastikan penanganan yang optimal bagi para korban. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memantau situasi dan memberikan dukungan penuh kepada masyarakat yang terdampak. Semoga kasus ini dapat segera teratasi dan tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya penerapan standar keamanan pangan yang ketat dalam setiap acara atau kegiatan yang melibatkan konsumsi makanan bersama. Pentingnya pengawasan dan edukasi kepada masyarakat mengenai hal ini sangatlah krusial untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa di masa mendatang.