56 Warga Bima Keracunan Massal Usai Makan Hajatan
Sebanyak 56 warga di tiga desa di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan di acara hajatan tujuh bulanan pada Minggu, 26 Januari 2024.
Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dihebohkan dengan kasus keracunan massal. Sebanyak 56 warga dari tiga desa, yaitu Desa Sangia, Naru, dan Bugis, mengalami keracunan usai menghadiri acara hajatan doa tujuh bulanan pada Minggu, 26 Januari 2024.
Kejadian bermula sekitar pukul 16.30 WITA. Puluhan warga yang menikmati hidangan berupa soto dan rujak di hajatan Desa Sangiang, kemudian merasakan gejala mual dan muntah. Mereka pun langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Camat Sape, M. Akbar Musa, membenarkan kejadian ini. Ia menyatakan bahwa hingga pukul 01.30 WITA, sebanyak 56 orang telah mendapatkan perawatan di Puskesmas. "Hingga pukul 01.30 Wita, jumlah keseluruhan korban yang ke Puskesmas itu sebanyak 56 orang. Mereka berasal dari Desa Sangia, Naru dan Bugis," ungkap Camat Akbar kepada Antara.
Beruntung, kondisi para korban kini berangsur membaik. "Alhamdulillah berangsur membaik dan pulang ke rumah masing-masing," tambahnya. Hanya 6 orang yang masih dirawat di Puskesmas pada Senin pagi.
Meskipun penyebab pasti keracunan masih dalam investigasi, dugaan sementara mengarah pada soto ayam yang disajikan. Banyak korban mengaku mengalami sakit kepala, muntah-muntah, lemas, dan perut terasa panas setelah mengonsumsi soto tersebut. "Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.30 Wita, Minggu (26/1). Belum tahu ini mereka keracunan karena makan rujak itu atau apa. Tapi dugaan kami dari rujak itu," jelas Camat Akbar.
Korban keracunan terdiri dari berbagai usia dan jenis kelamin, mulai dari anak-anak hingga orang tua, laki-laki maupun perempuan. Pihak berwenang saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti keracunan dan menelusuri kemungkinan adanya korban tambahan. Perawatan intensif terus diberikan kepada para korban yang masih membutuhkan.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya menjaga keamanan dan kebersihan makanan, terutama dalam acara-acara besar yang melibatkan banyak orang. Investigasi menyeluruh diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Petugas kesehatan juga terus memantau perkembangan kesehatan para korban dan melakukan tindakan pencegahan lebih lanjut.