Kunjungan Wang Yi: Sinyal Positif Hubungan China-Inggris?
Kunjungan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, ke Inggris menandai babak baru hubungan bilateral kedua negara, ditandai dengan dialog strategis dan kesepakatan kerja sama di berbagai sektor, meskipun sempat diwarnai ketegangan sebelumnya.
![Kunjungan Wang Yi: Sinyal Positif Hubungan China-Inggris?](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/15/090024.851-kunjungan-wang-yi-sinyal-positif-hubungan-china-inggris-1.jpg)
Kunjungan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, ke Inggris pada 12-13 Februari 2025 telah menyuntikkan optimisme baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Pertemuan ini, yang merupakan kunjungan pertama Wang Yi ke Inggris dalam 10 tahun terakhir, menandai dimulainya kembali dialog strategis tingkat tinggi setelah tujuh tahun vakum. Hal ini menunjukkan niat baik kedua negara untuk memperbaiki hubungan yang sempat tegang.
Perbaikan Hubungan Bilateral
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan kunjungan tersebut sebagai sinyal positif bagi peningkatan hubungan China-Inggris. Guo menekankan kesediaan China untuk menindaklanjuti kesepahaman bersama para pemimpin kedua negara, menstabilkan, dan meningkatkan hubungan bilateral. Pertemuan Wang Yi dengan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, Menteri Luar Negeri David Lammy, dan pejabat tinggi lainnya, dinilai telah meningkatkan komunikasi strategis antara kedua negara.
China menyambut positif kebijakan pemerintah Inggris yang dianggap 'masuk akal dan pragmatis' terhadap China. Guo Jiakun menegaskan bahwa China memandang Inggris sebagai mitra strategis penting dan siap mempererat kerja sama di berbagai bidang. Hal senada disampaikan pihak Inggris yang menyatakan komitmen untuk mengembangkan hubungan yang berkelanjutan dengan China secara 'stabil, matang, dan kuat'.
Kerja Sama di Berbagai Sektor
Kunjungan Wang Yi menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan komunikasi dan kerja sama bilateral. Kedua negara sepakat untuk menyelenggarakan beberapa dialog dan pertemuan, termasuk Dialog Energi China-Inggris, Pertemuan Komisi Bersama China-Inggris untuk Kerja Sama Sains, Teknologi, dan Inovasi, serta Konferensi Pendidikan China-Inggris. Selain itu, kedua negara juga akan mempercepat mekanisme Komisi Perdagangan dan Ekonomi Bersama China-Inggris.
Kerja sama juga akan difokuskan pada sektor-sektor lain seperti kesehatan, industri, jasa keuangan, energi bersih, kecerdasan buatan, tata kelola global, kemitraan pembangunan, penanggulangan perubahan iklim, dan keamanan siber. Ini menunjukkan cakupan kerja sama yang luas dan komprehensif antara kedua negara.
Mencari Titik Temu di Tengah Perbedaan
Selama kunjungannya, Wang Yi juga menjelaskan posisi China mengenai isu-isu sensitif seperti Taiwan, Hong Kong, Timur Tengah, dan Ukraina. China menyatakan menyambut baik semua upaya pembicaraan damai, termasuk yang dilakukan oleh negara-negara Eropa. Meskipun terdapat perbedaan pandangan dalam beberapa isu, kedua negara sepakat untuk terlibat dalam dialog yang jujur dan konstruktif dalam semangat saling menghormati untuk mengatasi perbedaan dan perselisihan.
Sebagai bukti nyata komitmen tersebut, pada bulan Januari 2025, Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, dan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, telah menyepakati dimulainya kembali Dialog Ekonomi dan Keuangan Inggris-China, dengan nilai kesepakatan mencapai 600 juta pound sterling (sekitar Rp12,2 triliun). China juga berencana menerbitkan obligasi hijau di London pada tahun ini untuk mendanai proyek-proyek ramah lingkungan.
Menyeimbangkan Kerja Sama dan Ketegangan
Perlu diingat bahwa hubungan China-Inggris sempat mengalami ketegangan sejak 2018, dipicu oleh kritik Inggris terhadap kebijakan China di Xinjiang, Hong Kong, penanganan pandemi COVID-19, dan pembentukan pakta keamanan AUKUS. Pada tahun 2023, investasi Inggris di China anjlok 20,9 persen menjadi 8,8 miliar pound, sementara investasi China di Inggris turun tipis 1,6 persen menjadi 4,2 miliar pound. Namun, kunjungan Wang Yi menunjukkan upaya nyata kedua negara untuk mengatasi ketegangan tersebut dan membangun hubungan yang lebih konstruktif.
Kesimpulannya, kunjungan Wang Yi ke Inggris menandai langkah signifikan dalam perbaikan hubungan bilateral kedua negara. Meskipun tantangan masih ada, kesepakatan kerja sama di berbagai sektor dan komitmen untuk dialog yang konstruktif menunjukkan optimisme bagi masa depan hubungan China-Inggris. Ke depannya, keberhasilan kerja sama ini akan bergantung pada komitmen dan tindakan nyata kedua negara dalam menjaga komunikasi dan saling menghormati.