Lebak Perkuat Kerukunan Antar-Umat di Tengah Keberagaman
Pemerintah Kabupaten Lebak, bersama FKUB dan MUI, aktif menjaga kerukunan antar-umat beragama di tengah keberagaman budaya dan keyakinan, memanfaatkan momentum Hari Raya untuk memperkuat toleransi dan kedamaian.

Momentum Tahun Baru, Isra Miraj, dan Imlek yang berdekatan menjadi kesempatan berharga bagi Pemerintah Kabupaten Lebak untuk memperkuat kerukunan di tengah masyarakatnya yang beragam. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak, Iyan Fitrayana, pada Senin, 27 Januari.
Pemkab Lebak gencar mendorong warganya untuk menjaga harmoni yang telah terjalin sejak lama. Keberagaman keyakinan, budaya, dan bahasa di Lebak justru menjadi kekuatan, menciptakan kehidupan yang rukun dan damai. Keberhasilan ini terlihat dari minimnya konflik sosial di daerah tersebut.
Iyan menambahkan, permasalahan yang muncul selalu diselesaikan dengan baik melalui dialog yang melibatkan tokoh agama dan masyarakat. Kerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengawasan Aliran dan Kepercayaan (Pakem), dan Kementerian Agama (Kemenag) juga menjadi kunci keberhasilan menjaga kerukunan.
Pembinaan antar-umat beragama difokuskan untuk mencegah fanatisme berlebih dan memperkuat rasa saling menghormati. Tradisi saling tolong-menolong dan bergotong royong tanpa memandang latar belakang, menjadi ciri khas masyarakat Lebak.
Lebih lanjut, Iyan menekankan bahwa masyarakat Lebak yang religius sangat menghargai kedamaian, sesuai ajaran Islam yang menekankan kebaikan, persaudaraan, dan persatuan. Kerukunan umat beragama dianggap sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua FKUB Kabupaten Lebak, H. Haerudin. Beliau melihat peringatan Isra Miraj dan Imlek yang berdekatan justru memperkuat semangat hidup berdampingan dengan damai. Prinsip toleransi dalam ajaran Islam, seperti yang tercantum dalam surat Al-Kafirun, menjadi pedoman dalam menjaga kerukunan antarumat beragama.
FKUB aktif membina dan menjalin silaturahmi melalui dialog antar-umat beragama. Kerukunan yang terjalin antara pemeluk Islam, Katolik, Kristen, Konghucu, dan penganut kepercayaan lain diapresiasi sebagai contoh harmoni sosial yang baik. Wakil Ketua MUI Kabupaten Lebak, KH. Ahmad Hudori, menambahkan bahwa semangat persatuan dan menjaga kerukunan menjadi kunci untuk menciptakan kesejahteraan. Kehidupan berdampingan yang harmonis akan mewujudkan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, negeri yang baik dan dirahmati Allah.