Lestarikan Nyanyian Adat Papua: Imbauan Akademisi Uncen Sebelum Hilang dari Generasi Muda
Akademisi Uncen, Marlina Flassy, mengimbau pelestarian nyanyian adat Papua sebagai identitas budaya yang terancam modernisasi dan teknologi digital.

Jayapura, 2 Maret 2024 (ANTARA) - Marlina Flassy, akademisi dari Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, meluncurkan imbauan penting terkait pelestarian nyanyian adat Papua. Imbauan ini muncul sebagai respon terhadap ancaman kepunahan warisan budaya leluhur akibat modernisasi dan pengaruh budaya global. Nyanyian adat, menurutnya, bukan sekadar hiburan, tetapi juga representasi nilai sejarah, spiritual, dan kearifan lokal Papua yang tak ternilai harganya. Ancaman ini semakin nyata dengan pengaruh teknologi dan media digital yang memikat generasi muda.
Flassy, yang menyampaikan imbauan ini di Sentani pada Minggu lalu, menekankan betapa pentingnya menjaga kelangsungan nyanyian adat. "Jika nyanyian ini hilang," katanya, "maka kita telah kehilangan suara hati peradaban Papua. Nyanyian ini memiliki nilai dan filosofi antropologis yang tinggi." Pernyataan ini menggarisbawahi kekayaan budaya yang terkandung dalam setiap syair dan melodi nyanyian adat Papua.
Lebih lanjut, Flassy menjelaskan multidimensi peran nyanyian adat dalam kehidupan masyarakat Papua. Mulai dari ritual kelahiran, pernikahan, hingga kematian, setiap bait dan irama merefleksikan harmoni hubungan antarmanusia, alam, dan leluhur. Nyanyian adat, menurutnya, adalah "arsip hidup yang merekam perjalanan budaya, bahasa, dan filosofi hidup masyarakat." Kehilangan nyanyian adat berarti kehilangan bagian penting dari sejarah dan identitas Papua.
Melawan Ancaman Kepunahan Budaya
Marlina Flassy menyoroti tantangan serius yang dihadapi dalam upaya pelestarian nyanyian adat Papua. Gelombang modernisasi dan penetrasi budaya global telah menyebabkan generasi muda mulai meninggalkan tradisi lisan. Pengaruh teknologi dan media digital menjadi faktor utama yang menggeser minat generasi muda terhadap warisan budaya leluhur. "Tanpa upaya konkret," tegas Flassy, "20 tahun lagi kita mungkin hanya akan mendengarnya di museum." Pernyataan ini menjadi pengingat akan urgensi tindakan nyata untuk mencegah kepunahan nyanyian adat.
Untuk mengatasi ancaman ini, Flassy menekankan pentingnya integrasi nyanyian adat ke dalam kurikulum pendidikan formal dan nonformal. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan apresiasi terhadap nyanyian adat sejak usia dini. Selain itu, ia juga mendorong kolaborasi antara pemerintah, LSM, dan komunitas adat dalam upaya pelestarian. Kolaborasi ini dapat mencakup pendokumentasian nyanyian adat secara digital, penyelenggaraan festival budaya, serta pemberian insentif bagi seniman lokal.
Lebih jauh, Flassy menekankan bahwa pelestarian nyanyian adat merupakan tanggung jawab kolektif, bukan hanya individu. Semua pihak perlu terlibat aktif dalam upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya tak benda ini. Dengan demikian, nyanyian adat Papua dapat tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Langkah Konkret Pelestarian
Beberapa langkah konkret yang diusulkan oleh Flassy antara lain:
- Integrasi nyanyian adat ke dalam kurikulum pendidikan formal dan nonformal.
- Pendokumentasian nyanyian adat secara digital untuk aksesibilitas yang lebih luas.
- Penyelenggaraan festival budaya secara berkala untuk mempromosikan dan melestarikan nyanyian adat.
- Pemberian insentif bagi seniman lokal sebagai bentuk apresiasi dan dukungan.
- Kolaborasi aktif antara pemerintah, LSM, dan komunitas adat.
Dengan upaya kolektif dan terintegrasi, diharapkan nyanyian adat Papua dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang, sehingga kekayaan budaya Papua tetap hidup dan lestari.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan generasi muda Papua dapat tetap terhubung dengan akar budaya mereka dan memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam nyanyian adat. Pelestarian nyanyian adat bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau akademisi, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat Papua.