Mahasiswa PPG Donggala Berdayakan UMKM Bawang Goreng, Tingkatkan Pendapatan Warga
Mahasiswa PPG Universitas Tadulako memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada UMKM bawang goreng di Desa Wombo Kalonggo, Donggala, Sulawesi Tengah, untuk meningkatkan pendapatan dan daya saing produk.

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Bahasa Inggris Universitas Tadulako memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bawang goreng di Desa Wombo Kalonggo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Kegiatan yang berlangsung pada 15 Maret 2024 ini merupakan bagian dari proyek kepemimpinan bertajuk "Wombo Berdaya", bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Pelatihan ini melibatkan kolaborasi dengan pemerintah desa dan SDN 10 Tanantovea, memberikan edukasi kepada masyarakat dan siswa sekolah.
Ketua Kelompok Proyek Kepemimpinan, Nur Rabiatul Adawiat, menjelaskan bahwa pemilihan Desa Wombo Kalonggo didasari oleh potensi besar UMKM bawang goreng yang ada namun masih kurangnya identitas usaha dan strategi pemasaran. "Tujuan kegiatan ini guna membantu pengembangan identitas usaha bawang goreng serta membantu pelaku UMKM dalam pembuatan kemasan dan promosi produk ke pasaran," ucapnya. Dengan pelatihan ini, diharapkan daya saing dan pendapatan masyarakat meningkat, serta tercipta lapangan kerja baru.
Selain peningkatan pendapatan, pelatihan ini juga diharapkan memberikan dampak positif pada pengembangan UMKM dan pendidikan non-formal di Desa Wombo Kalonggo. "Pada intinya mendorong pertumbuhan ekonomi dan kualitas SDM di wilayah tersebut," ujar Nur Rabiatul Adawiat. Program ini memberikan solusi pendampingan, seperti penataan nama usaha dan pembuatan logo serta stiker kemasan untuk memudahkan pemasaran. Edukasi mengenai strategi pemasaran melalui media sosial juga menjadi bagian penting dari pelatihan ini.
Pendampingan UMKM Bawang Goreng Desa Wombo Kalonggo
Salah satu UMKM yang mendapat pendampingan adalah Bawang Goreng Putri Kaili milik Ibu Kasmida. Mahasiswa PPG membantu dalam penataan nama usaha, pembuatan logo, dan stiker kemasan yang menarik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik produk dan memudahkan proses pemasaran. "Selama ini kan masyarakat ini masih secara manual membawa hasil produksinya secara massal ke pasar tanpa adanya label, ke depan kami ingin meningkatkan jumlah pendapatan masyarakat Desa Wombo Kalonggo dengan adanya label dan kemasannya," tutur Nur Rabiatul Adawiat.
Pelatihan ini juga mencakup edukasi mengenai strategi pemasaran melalui media sosial. Dengan memanfaatkan platform media sosial, diharapkan UMKM bawang goreng di Desa Wombo Kalonggo dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan penjualan. Para mahasiswa PPG memberikan bimbingan praktis mengenai penggunaan media sosial untuk promosi dan pemasaran produk.
Kepala Desa Wombo Kalonggo, Zulfikar, mengapresiasi program ini sebagai terobosan dalam pengembangan UMKM bawang goreng di desanya. Ia mengakui kendala utama yang dihadapi pelaku UMKM adalah pemasaran. "Memang salah satu kendala kami adalah pada bagian pemasaran, sehingga masing-masing UMKM ini membawa sendiri hasil produksinya ke pasar mencari pelanggan," sebutnya. Zulfikar berharap adanya dukungan berkelanjutan dari pemerintah daerah untuk pengembangan UMKM bawang goreng di Desa Wombo Kalonggo, terutama dalam hal pemasaran dan pendanaan.
Harapan untuk Pengembangan UMKM Bawang Goreng
Program pendampingan yang dilakukan mahasiswa PPG ini memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Wombo Kalonggo. Dengan adanya pelatihan dan sosialisasi, diharapkan UMKM bawang goreng di desa tersebut dapat meningkatkan daya saing dan pendapatan. Peningkatan kualitas kemasan dan strategi pemasaran yang efektif akan membantu produk bawang goreng lebih dikenal dan diminati oleh konsumen.
Selain itu, program ini juga memberikan contoh pengembangan UMKM dan pendidikan non-formal yang dapat ditiru oleh desa lain. Kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan sekolah dasar menunjukkan sinergi yang positif dalam memberdayakan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, sangat penting untuk keberlanjutan program ini dan pengembangan UMKM bawang goreng di Desa Wombo Kalonggo.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan lembaga pendidikan lainnya untuk turut berkontribusi dalam memberdayakan UMKM di Indonesia. Pengembangan UMKM tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Dengan dukungan dan pelatihan yang tepat, UMKM dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.