Mahasiswa UI Raih Prestasi: Film Dokumenter African Roots Lolos IMAC Film Festival 2025
Film dokumenter "African Roots: The Hearts of Little Black Sheep", karya mahasiswa Vokasi UI, berhasil lolos IMAC Film Festival 2025 dan mengangkat isu penting tentang keturunan Afrika-Indonesia.

Mahasiswa Program Studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) berhasil mengharumkan nama kampus. Film dokumenter mereka yang berjudul "African Roots: The Hearts of Little Black Sheep" berhasil lolos dalam Iluni UI Movie Award Competition (IMAC Film Festival 2025). Film ini disutradarai oleh Jordan Gersson Salim, diproduseri oleh Danendro Putra Nuswantoro, dan Marylin Nnena Igboke sebagai Director of Photography. Ketiga mahasiswa semester pertama ini menunjukkan bakat luar biasa dan memanfaatkan ilmu yang didapat di kampus untuk menciptakan karya yang berkualitas.
Film dokumenter ini bercerita tentang empat anak muda keturunan Afrika-Indonesia yang berbagi pengalaman hidup mereka, termasuk identitas, budaya, dan diskriminasi yang mereka hadapi di Indonesia. Proses pembuatan film yang memakan waktu kurang lebih dua bulan ini melibatkan riset mendalam, pengambilan gambar, dan penyuntingan yang cermat untuk menghasilkan alur cerita yang menarik dan menyentuh. Film ini telah lebih dulu diputar di Taman Ismail Marzuki pada 14 Februari 2025 lalu.
Keberhasilan ini tak lepas dari bimbingan dosen dan pengalaman belajar yang berharga. Jordan Gersson Salim, sang sutradara, mengungkapkan bahwa kelas Pengantar Produksi Media yang diampu oleh Raditya Dika sangat membantu. "Beliau benar-benar terbuka atas pertanyaan saya terkait film dan menjawab kebingungan saya dalam proses membuat film," kata Gersson.
Mengangkat Isu Inklusivitas dan Keberagaman
Film "African Roots: The Hearts of Little Black Sheep" mengangkat isu inklusivitas dan keberagaman, khususnya mengenai pengalaman hidup keturunan Afrika-Indonesia. Gersson menjelaskan bahwa ide untuk mengangkat kehidupan keturunan Afrika-Indonesia sangat menarik dan penting karena isu ini belum banyak mendapat sorotan di Indonesia. "Ide mengenai kehidupan keturunan Afrika-Indonesia sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan. Bahkan, isu mengenai mereka belum banyak disorot oleh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Para narasumber dalam film ini, Christian Jordan Immanuel, Mercy Queen Prince Ufomba, Janet Alo Igboke, dan Marylin Nnnenna Igboke (yang juga merupakan Director of Photography), dengan berani berbagi kisah pribadi mereka. Marylin menceritakan pengalaman kurang menyenangkan yang berkaitan dengan rasisme yang dialaminya di sekolah. “Ayah saya yang merupakan seorang Nigeria dianggap sering melakukan kebiasaan seperti merokok atau minum minuman keras karena hal tersebut biasa dilakukan orang berkulit hitam,” ujar Marylin.
Janet juga mengungkapkan pengalaman serupa, ia sering mendapat perlakuan diskriminatif dari teman-teman sekelasnya. “Saya sering dikucilkan karena terlihat berbeda, baik dari segi ras maupun agama. Bahkan, mereka juga mengucapkan kata-kata yang tidak pantas dan bernada rasis,” ungkap Janet. Meskipun menghadapi tantangan, mereka tetap bangga dengan identitas dan jati diri mereka, memandang perbedaan sebagai sebuah anugerah.
Proses Produksi dan Pencapaian
Film ini diproduksi oleh Piring Kotor Production dan telah berhasil menjadi salah satu film yang terkurasi dan ditayangkan pada Parade Film MMTC #11 yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Yogyakarta. Proses produksi yang kompleks, mulai dari riset, pengambilan gambar, hingga penyuntingan, menunjukkan dedikasi dan kerja keras tim.
Universitas Indonesia, khususnya Program Pendidikan Vokasi, bangga atas pencapaian ini. Pihak kampus terus berupaya mendukung mahasiswa untuk berkarya dan berinovasi di bidang kreatif. Melalui film ini, Gersson dan tim berharap dapat memberikan dampak positif dan mengharumkan nama Universitas Indonesia di kancah perfilman nasional.
Dengan keberhasilannya lolos di IMAC Film Festival 2025, film "African Roots: The Hearts of Little Black Sheep" diharapkan dapat semakin memperluas jangkauan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya inklusivitas dan pemahaman terhadap keberagaman budaya di Indonesia. Film ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Indonesia mampu menghasilkan karya berkualitas dan mengangkat isu-isu sosial yang relevan.