Mahasiswa UIN Palembang Sulap Sampah Jadi Kerajinan, Dorong Ekonomi Warga Desa
Mahasiswa KKN UIN Raden Fatah Palembang berkolaborasi dengan warga Desa Gelebak Dalam, Banyuasin, mengubah sampah rumah tangga menjadi kerajinan tangan untuk meningkatkan kreativitas dan perekonomian warga.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Raden Fatah Palembang telah berinovasi dengan mengubah sampah menjadi emas. Mereka berkolaborasi dengan warga Desa Gelebak Dalam, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, untuk menyulap sampah rumah tangga menjadi berbagai kerajinan tangan yang menarik. Inisiatif ini diluncurkan pada tanggal 23 Januari lalu dan berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Mengapa program ini penting? Program ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas warga dan menunjukkan potensi ekonomi terpendam dari pengelolaan sampah. Wahyuni Oktarina, perwakilan mahasiswi KKN, menjelaskan bahwa sampah rumah tangga yang biasanya dianggap tidak bernilai, dapat disulap menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai jual, seperti tas, tikar, dan lap. Limbah plastik bekas cucian baju, misalnya, kini menjadi bahan baku utama dalam pembuatan kerajinan tersebut.
Bagaimana prosesnya? Para mahasiswa KKN membimbing warga Desa Gelebak Dalam dalam proses pengolahan sampah menjadi kerajinan. Mereka mengajarkan teknik pembuatan, memberikan pelatihan, dan membantu dalam pemasaran produk. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan warga, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan dan pengurangan sampah plastik.
Ibu rumah tangga di Desa Gelebak Dalam sangat antusias dengan program ini. Asna, salah satu warga desa, menyatakan bahwa pengolahan sampah anorganik ini memiliki manfaat ganda. Selain memenuhi kebutuhan rumah tangga, kegiatan ini juga membuka peluang bisnis baru. Namun, Asna juga mengakui kendala dalam pemasaran produk kerajinan mereka. Hingga saat ini, pemasaran masih terbatas dan belum memanfaatkan potensi media sosial secara optimal.
Tantangan dan Harapan Salah satu tantangan utama adalah pemasaran. Warga Desa Gelebak Dalam masih kesulitan memasarkan produk kerajinan mereka ke luar desa karena keterbatasan akses dan pemahaman tentang pemasaran online. Dengan adanya bimbingan dari mahasiswa KKN UIN Palembang, diharapkan pemasaran produk kerajinan dapat berkembang melalui penjualan online, membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan warga. Keberhasilan program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Program KKN ini memberikan contoh nyata bahwa sampah bukan hanya limbah, tetapi bisa menjadi sumber daya berharga. Dengan kreativitas dan kolaborasi yang baik, sampah dapat disulap menjadi produk yang bermanfaat secara ekonomi dan lingkungan. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk menerapkan pendekatan serupa dalam mengelola sampah dan memberdayakan masyarakat.
Kesimpulannya, kolaborasi antara mahasiswa KKN UIN Palembang dan warga Desa Gelebak Dalam dalam mengolah sampah menjadi kerajinan tangan merupakan contoh nyata pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Program ini tidak hanya meningkatkan kreativitas dan pendapatan warga, tetapi juga mendorong kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Keberhasilan program ini juga membuktikan bahwa dengan kreativitas dan inovasi, sampah dapat berubah menjadi aset bernilai ekonomi.