Makan Bajambau: Tradisi Silaturahmi yang Lestari di Riau
Gubernur Riau mengapresiasi tradisi Makan Bajambau di Kampar sebagai sarana memperkuat silaturahmi dan persatuan masyarakat, sekaligus melestarikan warisan budaya leluhur.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Tradisi Makan Bajambau, sebuah perayaan makan bersama yang mempertemukan perantau, warga lokal, dan kerabat di Kabupaten Kampar, Riau, masih lestari hingga kini. Gubernur Riau, Abdul Wahid, beserta Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, dan Danrem 031/WB Brigjen TNI Sugiyono, turut hadir dalam perayaan tersebut di Dusun Kampung Godang, Desa Pulau Lawas pada Senin, 07 April. Kegiatan ini bertujuan memperkuat silaturahmi dan persatuan masyarakat Riau, sekaligus melestarikan warisan budaya leluhur. Tradisi ini dinilai penting karena mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam suasana kekeluargaan yang kuat.
Perayaan Idul Fitri atau 'Aghi Raya Onam' dirayakan dengan meriah di Kampar. Tradisi Makan Bajambau menjadi bagian penting dari perayaan tersebut, menyatukan berbagai kalangan dalam satu momen kebersamaan. Dengan makan bersama, terjalin komunikasi dan berbagi cerita antar perantau dan masyarakat lokal, mempererat tali persaudaraan.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar makan bersama, tetapi juga mengandung nilai historis dan filosofis yang mendalam. Tradisi ini menunjukkan kepedulian masyarakat dalam menjaga warisan budaya dan menghormati leluhur. Nilai kebersamaan dan persatuan lintas golongan menjadi simbol penting yang perlu diwariskan kepada generasi penerus.
Melekatnya Nilai Kebersamaan dan Persatuan
Menurut Gubernur Abdul Wahid, tradisi Makan Bajambau merupakan momentum khusus untuk memperkuat silaturahmi di luar pertemuan biasa. Beliau menekankan pentingnya mempertemukan semua elemen masyarakat dalam tradisi ini agar suasana kekeluargaan semakin kuat. "Silaturahmi selain dalam bentuk pertemuan biasa juga harus dilengkapi momentum khusus, yakni mempertemukan semua elemen masyarakat dalam tradisi makan bajambau itu sehingga suasana kekeluargaan makin kuat," ujar Gubernur Abdul Wahid.
Sementara itu, Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, menyoroti nilai historis Makan Bajambau sebagai upaya menjaga warisan budaya dan menghormati sejarah leluhur. Beliau juga melihat tradisi ini sebagai wujud nyata penerapan sila ke-4 Pancasila, di mana tidak ada sekat antara pejabat dan masyarakat. Semua berbaur, duduk, dan makan bersama sebagai satu keluarga besar. "Nilai yang bisa dipetik dari tradisi ini adalah nilai historis-nya, perlu melestarikan dan merawat tradisi ini, dan semua warga sama-sama menyatu, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, tidak ada batasan," katanya.
Makanan yang disajikan dalam tradisi Makan Bajambau merupakan sumbangan sukarela dari warga. Hal ini mencerminkan filosofi kebersamaan dan kepedulian yang patut diwariskan kepada generasi mendatang. Tradisi ini menjadi simbol persatuan lintas golongan di Riau, memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan masyarakat.
Makan Bajambau: Simbol Persatuan dan Pelestarian Budaya Riau
Tradisi Makan Bajambau bukan hanya sekadar kegiatan makan bersama, tetapi juga mengandung makna yang dalam bagi masyarakat Riau. Kegiatan ini menjadi simbol persatuan dan kesatuan, di mana perbedaan latar belakang sosial dan ekonomi tidak menjadi penghalang untuk berkumpul dan menikmati hidangan bersama. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Riau.
Lebih dari itu, Makan Bajambau juga menjadi bukti nyata pelestarian budaya lokal. Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun dan tetap lestari hingga saat ini. Keberadaan tradisi ini menunjukkan kekayaan budaya Riau yang perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Dengan tetap melestarikan tradisi ini, generasi muda dapat belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, persatuan, dan pentingnya menjaga warisan budaya leluhur.
Partisipasi berbagai kalangan, mulai dari pejabat pemerintah hingga masyarakat biasa, dalam tradisi Makan Bajambau menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga dan melestarikan budaya Riau. Hal ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain di Indonesia untuk tetap menjaga dan melestarikan tradisi lokal masing-masing.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan tradisi Makan Bajambau akan tetap lestari dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Riau. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Riau.
Sebagai penutup, tradisi Makan Bajambau di Riau patut diapresiasi sebagai warisan budaya yang sarat makna. Tradisi ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai kebersamaan, persatuan, dan pelestarian budaya dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata. Semoga tradisi ini terus lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang.