Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto, "Red Wolf" yang Berdedikasi Tinggi, Tutup Usia
Rumah duka Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto dipenuhi pelayat, mengenang sosok "Red Wolf" yang dikenal berdedikasi tinggi dan inovatif.

Suasana duka menyelimuti kediaman almarhum Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto di Kompleks TNI AU Trikora, Pancoran, Jakarta Selatan. Sejak siang hingga petang, para pelayat terus berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang dikenal berdedikasi tinggi ini. Kepergian Marsekal Fajar Adriyanto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan sejawat, dan para anggota yang pernah dipimpinnya.
Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto, yang juga dikenal dengan call sign "Red Wolf", adalah lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992. Beliau merupakan seorang penerbang tempur F-16 Fighting Falcon yang memiliki rekam jejak karier cemerlang di tubuh TNI Angkatan Udara. Jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan di Probolinggo pada esok hari.
Kehadiran ratusan pelayat dari berbagai kalangan, termasuk mantan petinggi TNI AU dan pejabat militer aktif, menjadi bukti betapa besar pengaruh dan kehormatan yang disandang oleh Marsekal Fajar. Karangan bunga berjejer di sepanjang jalan menuju rumah duka, menyampaikan belasungkawa dari berbagai institusi dan komunitas pertahanan.
Sosok Inspiratif di Mata Rekan dan Bawahan
Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto dikenang sebagai atasan yang sangat dekat dengan anggotanya, bahkan menganggap mereka seperti anaknya sendiri. Lena Satriyati, salah satu mantan anggota di Dinas Penerangan TNI AU, menceritakan bagaimana almarhum selalu memastikan kondisi anggotanya, terutama saat pandemi COVID-19 melanda. Beliau tidak membedakan status, semua dianggap sama dan harus sehat.
Kedekatan dan perhatian yang tulus ini membuat Marsekal Fajar sangat dihormati dan dicintai oleh para bawahannya. Sikapnya yang merangkul dan peduli menciptakan lingkungan kerja yang positif dan suportif. Dedikasi beliau tidak hanya terbatas pada tugas kedinasan, tetapi juga pada kesejahteraan personel yang dipimpinnya.
Selain dikenal sebagai pemimpin yang peduli, Marsekal Fajar juga memiliki pemikiran progresif dan inovatif. Marsekal Pertama TNI Aldrin Petrus Mongan, kawan satu angkatan almarhum di AAU, mengungkapkan bahwa Marsekal Fajar adalah sosok yang selalu berpikir ke depan. Pemikiran inovatif ini turut berkontribusi pada kemajuan di setiap unit yang pernah dipimpinnya.
Jejak Karier Cemerlang Marsekal Fajar Adriyanto
Sepanjang karier militernya, Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto telah menorehkan banyak prestasi dan menduduki berbagai posisi strategis. Lulusan AAU 1992 ini memulai kariernya sebagai penerbang tempur F-16 Fighting Falcon, menunjukkan keahliannya di udara.
Beberapa jabatan penting yang pernah diembannya antara lain:
- Komandan Skuadron Udara 3
- Komandan Pangkalan Udara TNI AU Manuhua
- Kepala Dinas Penerangan TNI AU
- Kepala Puspotdirga
- Asisten Potdirga Kaskoopsudnas
- Kepala Poksahli Kodiklatau (jabatan terakhir)
Salah satu momen penting dalam sejarah kariernya adalah keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di Pulau Bawean. Peristiwa ini menunjukkan keberanian dan profesionalisme Marsekal Fajar dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia. Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU berkat dedikasi dan kontribusinya.
Penghormatan Terakhir dari Berbagai Kalangan
Rumah duka Marsekal Fajar Adriyanto menjadi saksi bisu betapa banyak pihak yang merasa kehilangan. Mantan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, turut hadir menyampaikan belasungkawa. Kehadiran mereka menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap almarhum.
Selain itu, Asisten Intelijen Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Untung Surapati, serta banyak pejabat militer dari ketiga angkatan TNI, baik yang masih aktif maupun sudah purnawira, juga datang melayat. Hal ini mencerminkan pengakuan atas kontribusi besar Marsekal Fajar bagi institusi militer.
Puluhan karangan bunga yang membanjiri jalan menuju rumah duka berasal dari berbagai instansi dan komunitas. Di antaranya adalah dari Kepala Biro Informasi Pertahanan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, serta berbagai komunitas pegiat dan pengkaji pertahanan seperti Jakarta Defence Society. Semua ini menjadi simbol penghormatan terakhir bagi Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto.