Menag: Jurnalis, Perekat Bangsa dan Sumber Amal Jariyah
Menag Nasaruddin Umar menyebut peran wartawan dalam mempersatukan bangsa sebagai amal jariyah, menekankan pentingnya pemberitaan bertanggung jawab dan kritis.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memberikan pernyataan yang mengapresiasi peran penting wartawan dalam menjaga persatuan bangsa. Dalam sebuah tausiyah di Jakarta, Jumat (7/3), beliau menyatakan bahwa upaya mempersatukan bangsa melalui pemberitaan yang baik dan bertanggung jawab merupakan amal jariyah bagi para jurnalis. Pernyataan ini disampaikan dihadapan sejumlah wartawan, menekankan pentingnya peran media dalam menciptakan kedamaian dan perkembangan Indonesia.
Menurut Menag, "Amal jariyahnya media itu adalah menciptakan ketenangan, kedamaian, balancing, karena kalau kita juga terlalu diam, kaku, gak ada dinamikanya, Indonesia gak maju, gak berkembang." Beliau juga menambahkan bahwa profesi wartawan dimuliakan dalam Al-Quran, mengingatkan pentingnya tanggung jawab dalam menyampaikan berita yang dapat mempersatukan publik.
Menag Nasaruddin menyinggung Surah An-Naba sebagai surah yang relevan dengan profesi kewartawanan, menunjukkan betapa pentingnya peran media dalam Al-Quran. Beliau juga menekankan pentingnya sikap kritis terhadap berita, terutama dari sumber yang tidak bertanggung jawab, dan perlunya klarifikasi sebelum menyebarkan informasi.
Profesionalisme Wartawan dan Amal Jariyah
Menag Nasaruddin Umar menggunakan kisah Nabi Muhammad SAW sebagai contoh. Beliau menceritakan bagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan klarifikasi terhadap kabar pembangunan sinagoge dekat Masjid Quba di Madinah. Meskipun para sahabat awalnya tidak senang, Nabi Muhammad SAW justru melakukan klarifikasi dan memahami tujuan pembangunan sinagoge tersebut.
Ternyata, pembangunan sinagoge tersebut terinspirasi oleh kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam membangun masjid sebagai pusat pemberdayaan umat Islam. Setelah Nabi Muhammad SAW menjelaskan tujuan pembangunan masjid dan manfaat informasi yang disebarluaskan di masjid, kedua orang Yahudi tersebut menghentikan pembangunan sinagoge dan akhirnya menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Kisah ini, menurut Menag, menunjukkan pentingnya bersikap kritis dan melakukan klarifikasi sebelum menyebarkan informasi. Hal ini sangat relevan dengan tugas wartawan dalam menyajikan berita yang akurat dan bertanggung jawab.
Peran Media dalam Menjaga Stabilitas Bangsa
Menag Nasaruddin Umar kembali menekankan pentingnya peran media dalam menciptakan Indonesia yang stabil. Beliau mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad SAW menangani informasi dengan bijak dan kritis, sehingga dapat mencegah kesalahpahaman dan konflik. Sikap kritis dan bertanggung jawab dari para wartawan sangatlah penting dalam menjaga stabilitas dan persatuan bangsa.
Dalam konteks saat ini, di era informasi digital yang begitu cepat, peran wartawan dalam menyaring informasi dan menyajikan berita yang akurat dan bertanggung jawab semakin krusial. Pemberitaan yang baik dan bertanggung jawab dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, sementara pemberitaan yang tidak bertanggung jawab dapat memicu perpecahan dan konflik.
Oleh karena itu, Menag Nasaruddin Umar mengajak para wartawan untuk senantiasa mengedepankan profesionalisme dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, wartawan dapat menjadi perekat bangsa dan sumber amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
Menag juga mengingatkan pentingnya mengecek kebenaran informasi sebelum disebarluaskan. Hal ini untuk menghindari penyebaran berita hoaks atau informasi yang tidak akurat yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
Kesimpulan
Peran wartawan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sangatlah penting. Pemberitaan yang akurat, bertanggung jawab, dan kritis dapat menjadi perekat bangsa dan mencegah konflik. Menag Nasaruddin Umar mengajak para wartawan untuk senantiasa mengedepankan profesionalisme dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, sehingga dapat menjadi sumber amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.