Menag RI Usul Tambah Petugas Haji Jadi 4.000 Orang, Permudah Pelayanan Jemaah
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengusulkan penambahan petugas haji Indonesia menjadi 4.000 orang kepada Pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia.

Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, mengajukan permohonan penambahan jumlah petugas haji Indonesia kepada Pemerintah Arab Saudi. Usulan ini disampaikan setelah pertemuannya dengan Menteri Kesehatan Saudi, Fahd Abdulrahman Al-Jalajel, dan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal bin Abdullah Al-Amudi, di Jakarta pada Senin (24/2). Menag berharap jumlah petugas haji Indonesia dapat ditingkatkan dari 2.210 orang menjadi 4.000 orang.
Alasan utama di balik usulan ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada jemaah haji Indonesia. Dengan jumlah petugas yang lebih banyak, diharapkan pelayanan akan lebih mudah dan efektif, terutama karena petugas dapat memahami bahasa dan budaya lokal jemaah dari berbagai daerah di Indonesia. "Alasannya, lebih mudah kami bisa melayani masyarakat kami sendiri, karena kami bisa mengerti bahasa lokal mereka, bahasa daerah mereka," jelas Menag Nasaruddin Umar.
Selain mempermudah pelayanan bagi jemaah, penambahan petugas haji Indonesia juga dimaksudkan untuk meringankan beban Pemerintah Arab Saudi dalam memberikan pelayanan haji. "Jadi, sebetulnya keberadaan petugas kami di sana itu juga untuk membantu Pemerintah Arab Saudi supaya tidak merepotkan para petugas Arab Saudi," tambah Menag.
Usulan Perubahan Kriteria Petugas Haji
Menag Nasaruddin Umar juga menyampaikan usulan perubahan kriteria persyaratan petugas haji. Ia mengusulkan agar kriteria utama yang dipertimbangkan adalah kemampuan fisik atau kesehatan, bukan usia. "Karena di Indonesia ada orang lebih dari 90 tahun masih sangat kuat. Ada juga yang kurang dari 90 tahun tapi sudah lemah," ujarnya. Ia menekankan pentingnya kemampuan fisik sebagai penentu kesiapan seseorang menjadi petugas haji, bukan semata-mata usia.
Menag meminta agar kriteria utama yang dijadikan persyaratan haji adalah kesanggupan atau kemampuan dari segi kesehatan, bukan dari segi umur. Beliau menambahkan bahwa jika ada perubahan persyaratan dari segi umur, Kementerian Agama RI meminta waktu satu tahun untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Meskipun demikian, Menag tidak mengesampingkan usia sebagai salah satu pertimbangan. Ia berharap usulan perubahan kriteria ini mendapat respons positif dari Pemerintah Arab Saudi. "Karenanya, saya memohon kepada Menteri Kesehatan Saudi Arabia bahwa yang dijadikan petugas nanti itu adalah kemampuan dari segi fisik, bukan ukuran umur," kata Menag.
Respons Positif dari Pemerintah Arab Saudi
Menag Nasaruddin Umar menyatakan optimisme atas usulannya. Ia mengungkapkan bahwa saran-saran yang disampaikannya telah dipertimbangkan dengan baik oleh Pemerintah Arab Saudi. "Alhamdulillah saran-saran kami tadi sangat dipertimbangkan," katanya. Pernyataan ini menunjukkan adanya peluang besar bagi peningkatan jumlah petugas haji Indonesia sesuai dengan harapan Menag.
Pertemuan ini menandai langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan haji bagi jemaah Indonesia. Dengan adanya dukungan dari Pemerintah Arab Saudi, diharapkan penambahan jumlah petugas haji dapat terwujud dan memberikan dampak positif bagi kelancaran penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Semoga usulan ini dapat segera direalisasikan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para jemaah haji Indonesia.