Menag Harap Saudi Bebaskan Batasan Usia Calon Haji, Prioritaskan Kesehatan
Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta Pemerintah Arab Saudi untuk tidak membatasi usia jamaah haji berdasarkan umur, melainkan kondisi kesehatan, dengan harapan memberikan kesempatan lebih banyak bagi calon jamaah Indonesia.

Jakarta, 24 Februari 2024 - Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan permohonan resmi kepada Pemerintah Arab Saudi agar kebijakan terkait batasan usia jamaah haji tidak lagi diberlakukan. Beliau menekankan pentingnya prioritas pada kondisi kesehatan jamaah, bukan semata-mata faktor usia. Permohonan ini disampaikan langsung kepada Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman Al-Jalajel, saat pertemuan di Jakarta pada Senin lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Menag Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa banyak calon jamaah haji Indonesia berusia lanjut yang masih memiliki kondisi fisik prima dan mampu melaksanakan ibadah haji dengan baik. Beliau mencontohkan, "Di Indonesia ada orang lebih dari 90 tahun masih sangat kuat. Ada juga yang kurang dari 90 tahun tapi sudah lemah. Maka itu saya memohon kepada Menteri Kesehatan Arab Saudi bahwa yang dijadikan patokan nanti itu adalah kemampuan dari segi fisik, bukan dari ukuran umur." Pernyataan ini menekankan pentingnya evaluasi kriteria seleksi jamaah haji yang lebih humanis dan berfokus pada kemampuan fisik jamaah.
Menag juga menyampaikan kekhawatiran terkait dampak kebijakan pembatasan usia yang mendadak. Beliau berharap adanya waktu persiapan yang cukup bagi Indonesia untuk mensosialisasikan perubahan aturan tersebut kepada masyarakat. Hal ini penting agar calon jamaah haji dapat mempersiapkan diri secara matang dan memahami aturan baru yang berlaku.
Pertimbangan Kesehatan, Bukan Usia
Menag Nasaruddin Umar secara tegas menyatakan bahwa kriteria utama dalam seleksi calon jamaah haji seharusnya berpusat pada aspek kesehatan atau istitha'ah. Beliau menekankan bahwa kemampuan fisik jamaah untuk menjalankan ibadah haji dengan aman dan nyaman jauh lebih penting daripada batasan usia semata. Hal ini sejalan dengan prinsip utama ibadah haji, yaitu kesiapan fisik dan mental untuk melaksanakan rukun dan wajib haji.
Permohonan ini didasarkan pada realita di Indonesia, di mana terdapat perbedaan kondisi fisik yang signifikan antar individu, terlepas dari usia mereka. Ada individu berusia lanjut yang masih sehat dan bugar, sementara beberapa individu yang lebih muda justru memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik. Oleh karena itu, Menag berharap Pemerintah Arab Saudi dapat mempertimbangkan hal ini dalam menentukan kebijakan terkait batasan usia jamaah haji.
Menag juga menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif antara kedua negara dalam hal ini. Kerjasama yang baik antara Indonesia dan Arab Saudi sangat penting untuk memastikan kelancaran pelaksanaan ibadah haji bagi seluruh jamaah Indonesia.
Permintaan Waktu Sosialisasi
Menag Nasaruddin Umar juga meminta waktu satu tahun kepada Pemerintah Arab Saudi untuk mensosialisasikan perubahan aturan, jika memang ada perubahan terkait batasan usia jamaah haji. Beliau menyadari bahwa sosialisasi yang memadai sangat penting agar masyarakat Indonesia dapat memahami dan mempersiapkan diri dengan baik menghadapi aturan baru tersebut.
Sosialisasi yang efektif akan membantu calon jamaah haji untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental, serta memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan kesehatan yang dibutuhkan untuk menunaikan ibadah haji. Hal ini juga akan membantu mengurangi potensi masalah dan kendala yang mungkin timbul selama proses keberangkatan dan pelaksanaan ibadah haji.
Dengan memberikan waktu yang cukup untuk sosialisasi, diharapkan proses pemberangkatan jamaah haji dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan yang berarti. Hal ini juga akan menjamin kenyamanan dan keselamatan jamaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci.
Pemerintah Indonesia berharap Pemerintah Arab Saudi dapat memberikan respons positif terhadap permohonan ini. Hal ini demi terwujudnya pelaksanaan ibadah haji yang aman, nyaman, dan lancar bagi seluruh jamaah Indonesia, tanpa memandang usia, selama mereka memenuhi syarat kesehatan yang dibutuhkan.