Menaker Luncurkan Program 'Best Learning': Revolusi Magang Nasional Era 4.0
Menteri Ketenagakerjaan meluncurkan program 'Best Learning' untuk merevolusi sistem magang nasional, fokus pada pelatihan teknologi 4.0 dan peningkatan produktivitas industri.

Jakarta, 5 Mei 2024 - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, secara resmi memperkenalkan program 'Best Learning', sebuah terobosan dalam pembaruan sistem pemagangan nasional. Program ini diluncurkan sebagai respon atas inefektivitas sistem magang sebelumnya yang dinilai membebani perusahaan. Inisiatif ini bertujuan untuk menghasilkan peserta magang yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.
Menaker Yassierli menjelaskan bahwa program 'Best Learning' dirancang untuk menjawab tantangan era industri 4.0. Program ini tidak sekadar memberikan pelatihan teknis, tetapi juga menanamkan kemampuan problem-solving dan inovasi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia di kancah global. Dengan program ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang positif antara peserta magang dan perusahaan.
Pembaruan sistem magang ini merupakan langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Dengan bekal keterampilan dan kemampuan yang mumpuni, para peserta magang diharapkan mampu berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan daya saing industri nasional. Program ini juga diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru.
Revolusi Magang: Fokus Teknologi 4.0 dan Keterampilan Digital
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sedang menyiapkan modul pelatihan khusus teknologi 4.0 dan digital dengan durasi tiga bulan. Sasaran program ini adalah individu yang telah memiliki dasar di bidang elektronika industri. Program 'Best Learning' menargetkan pelatihan bagi 50.000 peserta sepanjang tahun 2025, dan akan diawasi langsung oleh Kemnaker.
Para peserta akan dibekali keterampilan dasar seperti coding dan otomatisasi, pemahaman peralatan elektronika, serta penerapan teknologi pada berbagai sektor, termasuk smart office, smart warehouse, smart logistics, smart building, dan smart farming. Mereka juga akan dilatih untuk menyelesaikan masalah (problem solving) dalam proyek sederhana berbasis teknologi 4.0.
“Peserta akan dilatih untuk mampu melakukan problem solving dalam konteks proyek sederhana berbasis teknologi 4.0. Setelah lulus, mereka akan datang ke perusahaan untuk menawarkan solusi,” ujar Menaker Yassierli.
Setelah menyelesaikan pelatihan, para peserta magang akan dibekali kemampuan yang dibutuhkan industri modern, sehingga siap berkontribusi secara optimal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Peningkatan Produktivitas: Pendekatan 4P
Menaker Yassierli menekankan pentingnya peningkatan produktivitas secara menyeluruh melalui intervensi pada empat aspek utama: process, product, policy, dan people (4P). Penguatan pada aspek people atau sumber daya manusia akan berdampak langsung pada perbaikan proses kerja, produk yang dihasilkan, serta kebijakan perusahaan.
“Indonesia memiliki banyak industri menengah dan kecil. Bayangkan jika dalam 20 tahun ke depan, mereka semua bertransformasi. Para pejuang kompetensi, kami harapkan menjadi champion perubahan, yaitu mengubah mindset, budaya kerja, cara kerja, hingga pola kerja di dunia industri,” tegas Menaker.
Program ini bukan hanya program pelatihan biasa, tetapi sebuah gerakan nasional yang didukung penuh oleh Kemnaker. Kemnaker juga membuka akses bagi para pekerja, termasuk Perkumpulan Pejuang Indonesia Kompeten (PPIK), untuk memanfaatkan balai pelatihan kerja sebagai sarana pengembangan SDM.
Dengan demikian, program 'Best Learning' diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia dan daya saing industri nasional di era 4.0.