Mendagri: Kepala Daerah Perlu Belajar Disiplin dan Kebersihan dari Akmil, Bukan Militerisme
Mendagri Tito Karnavian menekankan pentingnya kepala daerah belajar kedisiplinan dan kebersihan dari Akmil, bukan militerisme, untuk meningkatkan koordinasi dan kinerja pemerintahan daerah.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya kepala daerah belajar dari Akademi Militer (Akmil), khususnya dalam hal kedisiplinan dan kebersihan, bukan militerisme. Hal ini disampaikannya di Magelang, Sabtu (22/2), saat memimpin kegiatan retret kepala daerah.
Dalam arahannya, Mendagri Tito menjelaskan bahwa kegiatan retret ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kinerja pemerintahan daerah. Ia menyoroti pentingnya disiplin waktu, kebersihan lingkungan, dan komunikasi antar kepala daerah. "Saya sudah menyampaikan ini kan hanya pinjam tempat saja, kita belajar soal Akmil, bukan militeristiknya. Ada nilai-nilai penting yang juga berlaku di dunia swasta," ujarnya.
Lebih lanjut, Mendagri mencontohkan disiplin waktu yang diterapkan di lingkungan Akmil. Ia membandingkan ketepatan waktu anggota militer dan kepolisian dengan kebiasaan kepala daerah. "Di sini bisa belajar soal disiplin, tadi dites waktu olahraga, bedanya kalau teman Militer dan Polri biasanya jam 5.30 WIB bisa tepat waktu, tadi saat musik baru lama-lama juga mulai ramai. Kita coba mengubah kegiatan ini selama seminggu di sini, di tempat kerja masing-masing, misalnya jam 09.00 ya betul jam 09.00 mulai, jangan mundur-mundur lagi. Di daerah saya pernah undangan jam 09.00 mulai jam 12.00, ini kan tidak bagus," katanya.
Nilai-nilai Penting dari Akmil untuk Pemerintahan Daerah
Mendagri Tito Karnavian juga menekankan pentingnya kebersihan lingkungan, seperti yang diterapkan di Akmil. "Kemudian kebersihan di lingkungan Akmil ini salah satunya selalu bersih. Di kamar masing-masing, selesai meninggalkan kamar harus dirapikan kembali," tuturnya. Selain disiplin dan kebersihan, kegiatan retret ini juga bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar kepala daerah.
Ia menuturkan pengalamannya mengumpulkan para bupati dan wali kota di Sulawesi Tenggara. "Saya juga menyampaikan pentingnya retret ini, di antaranya adalah untuk kepala daerah untuk saling kenal. Ada kepala daerah di Sultra, saya kumpulkan para bupati dan wali kota, sambil santai di lapangan rumput, ngobrol-ngobrol. Di sini ada lima ruangan untuk diskusi kelompok, silakan pakai bergantian, gubernur untuk dikumpulkan wali kota dan bupati," jelasnya.
Selama lima tahun menjabat sebagai Mendagri, Tito mengaku pernah menemukan beberapa wilayah yang kurang optimal dalam hal koordinasi antar kepala daerah. "Selama lima tahun menjadi Mendagri pernah datang ke beberapa wilayah yang setahun sampai dua tahun tidak pernah ada rapat, bupati dan wali kota yang dipimpin oleh gubernur. Tidak pernah ada rapat, jadi datang rapat waktu saya datang saja, saya tidak bisa membayangkan bagaimana koordinasinya, jalan sendiri-sendiri," katanya.
Pentingnya Koordinasi dan Evaluasi Berkala
Mendagri Tito menyarankan agar rapat tingkat provinsi diadakan secara berkala, minimal tiga sampai empat bulan sekali. Hal ini penting untuk mengevaluasi kinerja dan saling membantu antar kepala daerah. "Harusnya rapat tingkat provinsi ini paling tidak 3 sampai 4 bulan sekali. Evaluasi apa yang sudah dikerjakan, apa yang kurang saling membantu," tegasnya. Dengan demikian, diharapkan koordinasi dan kinerja pemerintahan daerah dapat ditingkatkan.
Kegiatan retret di Akmil ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengalaman berharga bagi kepala daerah dalam meningkatkan disiplin, kebersihan, koordinasi, dan kinerja pemerintahan daerah. Nilai-nilai positif yang diterapkan di lingkungan Akmil diharapkan dapat diimplementasikan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.