Mengerikan, Ular Piton 5 Meter Dievakuasi dari Ponpes Natuna: Pernah Telan Manusia di Sulawesi Tenggara
Seekor ular piton sepanjang 5 meter berhasil dievakuasi dari pondok pesantren di Natuna. Insiden ini mengingatkan bahaya ular piton yang pernah menelan manusia.

Tim penyelamat dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, berhasil mengevakuasi seekor ular piton berukuran besar. Ular piton dengan panjang sekitar lima meter tersebut ditemukan di area pondok pesantren di Kecamatan Bunguran Barat, Natuna.
Peristiwa evakuasi ini terjadi pada Rabu sore, 30 Juli, setelah warga pondok pesantren melaporkan keberadaan ular tersebut. Kepala Bidang Sarana Prasarana, Pengolahan Data, dan Informasi Damkar Natuna, Nurhakim, mengonfirmasi kejadian ini pada Kamis dari Natuna.
Kehadiran ular piton yang sangat besar ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan penghuni pondok pesantren. Ular tersebut terlihat berkeliaran di dekat area tangki septik, memicu kepanikan dan kebutuhan akan penanganan segera oleh pihak berwenang.
Detail Evakuasi dan Tantangan
Nurhakim menjelaskan bahwa ular piton yang dievakuasi memiliki ukuran yang cukup besar, diperkirakan mencapai lima meter. Ukuran ini menimbulkan risiko serius dan memerlukan kehati-hatian ekstra selama proses penyelamatan.
Petugas harus bekerja dengan sangat hati-hati untuk menghindari provokasi terhadap ular tersebut. Mengingat kekuatan ular piton, hewan ini bisa menjadi agresif jika merasa terancam, sehingga keselamatan petugas dan warga menjadi prioritas utama.
Meskipun menghadapi tantangan, tim Damkar berhasil mengamankan ular piton tanpa insiden berarti. Evakuasi selesai sekitar pukul 17.00 WIB, dan ular tersebut kemudian dilepaskan kembali ke habitat alaminya.
Pelepasan dilakukan di lokasi yang jauh dari permukiman warga untuk mencegah gangguan di masa mendatang. Hal ini memastikan bahwa ular tidak kembali ke area padat penduduk dan membahayakan masyarakat.
Bahaya Ular Piton dan Kasus Tragis
Ular piton dikenal sebagai hewan non-berbisa, namun mereka adalah konstriktor yang sangat kuat. Kemampuan mereka untuk melilit dan mencekik mangsa membuat mereka mampu memangsa hewan-hewan besar.
Dalam beberapa kasus langka, ular piton bahkan dilaporkan dapat memangsa manusia. Sebuah contoh tragis terjadi pada Juli lalu di Sulawesi Tenggara, di mana seorang petani berusia 63 tahun ditemukan tewas di dalam perut ular piton sepanjang delapan meter.
Petani bernama LN dari Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan, dilaporkan hilang sebelum ditemukan. Warga menemukan ular tersebut kesulitan bergerak dan terlihat buncit di area perkebunan, yang memicu kecurigaan.
Setelah ular dibunuh dan dibelah, tubuh petani yang hilang ditemukan di dalamnya. Laode Risawal dari BPBD Buton Selatan mengonfirmasi bahwa penemuan ini membenarkan dugaan warga terhadap ular tersebut.
Imbauan dan Pencegahan
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Natuna mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap satwa liar, termasuk ular piton, terutama bagi mereka yang tinggal di dekat hutan, perkebunan, atau area alami. Kewaspadaan ini penting untuk menghindari insiden serupa.
Masyarakat juga didorong untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Lingkungan yang bersih dapat mencegah hewan liar masuk ke permukiman, mengurangi risiko pertemuan yang tidak diinginkan.
Nurhakim menegaskan pentingnya segera menghubungi pihak berwenang jika menemukan hewan liar atau berpotensi berbahaya. Pelaporan cepat memungkinkan tim penyelamat untuk merespons dengan sigap dan melindungi keselamatan komunitas.