Menko Airlangga Dorong BRI Alihkan Deposito UMKM ke Emas
Menko Airlangga Hartarto mengusulkan agar BRI mengalihkan deposito UMKM ke emas untuk menciptakan lindung nilai alami, sejalan dengan upaya pemerintah mengembangkan sektor keuangan berbasis emas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini meminta Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mengalihkan deposito Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke deposito emas. Permintaan ini disampaikan pada acara BRI Microfinance Outlook 2025 di Tangerang, Kamis lalu. Langkah ini merupakan bagian dari rencana lebih besar pemerintah untuk mendorong pengembangan sektor keuangan berbasis emas.
Usulan ini sejalan dengan gagasan Airlangga sebelumnya untuk menjadikan BRI dan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai bank emas atau bullion bank. Alasan di balik usulan ini adalah sifat emas sebagai instrumen investasi yang cenderung mengalami apresiasi nilai, menjadikannya safe haven atau tempat aman investasi di tengah ketidakpastian ekonomi.
Airlangga menekankan bahwa konversi deposito UMKM ke emas akan memberikan natural hedging, terutama bagi UMKM yang bergerak di sektor ekspor. Dengan demikian, fluktuasi nilai mata uang asing tidak akan terlalu berdampak signifikan terhadap bisnis mereka. Ini diharapkan bisa meningkatkan ketahanan ekonomi UMKM.
Kegiatan usaha bulion mencakup berbagai aktivitas terkait emas, termasuk simpanan emas, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sangat mendukung pengembangan usaha bulion ini dan telah menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion pada Oktober 2024. POJK ini merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa POJK tersebut bertujuan untuk meningkatkan peran perbankan dalam pengembangan industri pengolahan emas dan turunannya. Lebih lanjut, diharapkan POJK ini bisa menjembatani kesenjangan antara pasokan dan permintaan emas di masyarakat, sekaligus mengoptimalkan monetisasi emas yang selama ini masih kurang optimal.
Langkah OJK ini telah berbuah hasil. Pegadaian, misalnya, telah berhasil mendapatkan izin usaha bulion setelah melalui proses selama dua tahun. Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan, mengungkapkan kebanggaannya atas capaian tersebut, menjadi perusahaan pertama yang mendapatkan izin usaha bulion di Indonesia.
Kesimpulannya, inisiatif pemerintah untuk mendorong perbankan berperan aktif dalam sektor emas, khususnya melalui konversi deposito UMKM ke deposito emas, merupakan upaya strategis untuk meningkatkan ketahanan ekonomi UMKM, mengembangkan industri pengolahan emas, dan mengoptimalkan potensi emas dalam perekonomian Indonesia.