Mensos Usul Margono Djojohadikusumo Jadi Pahlawan Nasional
Menteri Sosial mengusulkan Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia, menjadi pahlawan nasional, berkat kontribusi besarnya bagi Indonesia, prosesnya kini sedang berjalan.
Purwokerto, 1 Januari 2024 - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan dukungannya terhadap penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Raden Mas Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Usulan ini, yang kini dalam proses, diapresiasi oleh Gus Ipul karena peran penting Margono bagi bangsa Indonesia.
Proses pengusulan gelar pahlawan nasional, menurut Gus Ipul, didasarkan pada parameter kontribusi nyata terhadap negara. Proses ini melibatkan seminar dan kajian mendalam untuk memastikan kelayakan penerima gelar. Meskipun usulan ini berawal dari Jawa Timur, melalui inisiatif Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan para pakar, prosesnya kini melibatkan pemerintah daerah Banyumas, tempat kelahiran Margono.
Gus Ipul menegaskan usulan tersebut berasal dari masyarakat, bukan dari pemerintah atau pihak tertentu. Ia menekankan pentingnya proses yang transparan dan melibatkan masyarakat dalam menentukan siapa yang layak menyandang gelar pahlawan nasional. Meskipun Margono merupakan kakek Presiden Prabowo Subianto, Gus Ipul memastikan hal ini tak mempengaruhi proses pengusulan.
Penjabat Bupati Banyumas, Iwanuddin Iskandar, telah bertemu langsung dengan Mensos untuk menyampaikan dukungan penuh terhadap usulan tersebut. Iskandar menjelaskan, usulan ini dilatarbelakangi antusiasme tinggi dari masyarakat dan peran penting Margono dalam sejarah Indonesia, khususnya pada masa transisi kemerdekaan.
Selain kontribusinya sebagai pendiri BNI, Margono juga berperan penting sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada awal kemerdekaan Indonesia. Perannya di bidang ekonomi dan pemerintahan menjadi pertimbangan utama dalam usulan ini. Bupati Iskandar memastikan akan ada seminar-seminar untuk membahas usulan ini lebih lanjut.
Proses tersebut, menurut Iskandar, akan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan pandangan dan masukan. Seminar-seminar tersebut direncanakan akan digelar tahun ini. Dengan begitu, proses pengusulan gelar pahlawan nasional untuk Margono akan dilakukan secara menyeluruh dan transparan.
Raden Mas Margono Djojohadikusumo, putra seorang asisten wedana di Banyumas, telah meninggalkan warisan yang signifikan bagi Indonesia. Selain sebagai pendiri BNI pada 1946, ia juga berkontribusi besar dalam pemerintahan pasca-kemerdekaan. Ia wafat pada 25 Juli 1978 di Jakarta dan dimakamkan di Dawuhan, Banyumas.