Menteri Pariwisata Ajak Pelaku Wisata Tebar Kebajikan: Momentum Nuzulul Quran untuk Perkuat Nilai-Nilai Luhur
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengajak seluruh pelaku wisata untuk mengamalkan nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai momentum peringatan Nuzulul Quran.

Jakarta, 18 Maret 2024 - Dalam peringatan Nuzulul Quran di lingkungan Kementerian Pariwisata, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyerukan pentingnya nilai-nilai kebajikan bagi seluruh pelaku industri pariwisata. Peringatan yang diselenggarakan di Masjid Rihlatul Jannah, Jakarta, Senin (17/3), menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menguatkan nilai-nilai luhur tersebut. Acara ini dihadiri oleh pejabat Kementerian Pariwisata, perwakilan Badan Amil Zakat Nasional, dan tokoh agama.
Menteri Widiyanti menekankan pentingnya mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, terutama di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi. Beliau menyatakan, "Semoga peringatan Nuzulul Quran ini menjadi momentum bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan memperkuat nilai-nilai kebajikan." Peringatan ini dianggap sebagai kesempatan untuk merefleksikan peran agama dalam kehidupan pribadi dan profesional.
Lebih lanjut, Menteri Widiyanti menjelaskan bahwa nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, dan kasih sayang, yang diajarkan dalam Al-Quran, merupakan pondasi penting dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis. Penerapan nilai-nilai tersebut diyakini akan menciptakan lingkungan yang toleran dan saling menghormati, baik di lingkungan Kementerian Pariwisata maupun di seluruh sektor industri pariwisata Indonesia.
Momentum Kebajikan di Industri Pariwisata
Ajakan Menteri Widiyanti untuk menebar kebajikan mendapat sambutan positif dari para peserta peringatan Nuzulul Quran. Mereka menyadari pentingnya integritas dan etika dalam menjalankan bisnis pariwisata. Industri ini, yang bergantung pada interaksi manusia dan kepercayaan, sangat membutuhkan landasan moral yang kuat.
Dalam konteks industri pariwisata, penerapan nilai-nilai kebajikan dapat diwujudkan melalui berbagai cara. Misalnya, dengan memberikan pelayanan yang jujur dan transparan kepada wisatawan, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperlakukan karyawan dengan adil dan penuh kasih sayang. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan citra positif industri pariwisata Indonesia, tetapi juga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif.
Peringatan Nuzulul Quran ini juga menjadi sarana untuk memperkuat silaturahmi antar pelaku industri pariwisata. Dengan saling mendukung dan bekerja sama, mereka dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkontribusi pada pembangunan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan.
Kehadiran Tokoh Agama dan Pejabat
Acara peringatan Nuzulul Quran dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Sekretaris Kementerian Pariwisata Bayu Aji, Ketua Pembina Rohani Islam Reza Pahlevi, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Rihlatul Jannah Djoko Waluyo, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pariwisata Loura Fransiskus Teguh, dan Direktur Jenderal Pengendalian Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Ervan Fathurrachman Adiwidjaja. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam industri pariwisata.
Ustaz Zulkarnain Muhammad Ali memberikan tausiah yang inspiratif dan mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan makna Nuzulul Quran dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Tausiah tersebut memberikan pencerahan dan motivasi bagi para pelaku pariwisata untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan etika.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan ajakan Menteri Pariwisata untuk menebar kebajikan dapat diimplementasikan secara efektif dalam industri pariwisata Indonesia. Hal ini akan berkontribusi pada pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan berlandaskan nilai-nilai luhur.
Peringatan Nuzulul Quran di Kementerian Pariwisata ini menjadi bukti komitmen pemerintah untuk membangun industri pariwisata yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan moral. Semoga momentum ini dapat menginspirasi seluruh pelaku pariwisata untuk selalu bertindak jujur, adil, sabar, dan penuh kasih sayang dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.