Menteri Yuliarto Dorong Adopsi Budaya Ilmiah di Indonesia
Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi mendorong adopsi budaya ilmiah di Indonesia untuk meningkatkan daya saing global dan mengurangi pengaruh informasi yang menyesatkan.

Jakarta, 8 Maret 2024 (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (Menristekdikti), Brian Yuliarto, tengah berupaya menumbuhkan budaya ilmiah di tengah masyarakat Indonesia. Langkah ini diyakini sebagai fondasi penting untuk memajukan bangsa dan meningkatkan daya saing global Indonesia. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas mudahnya masyarakat Indonesia terpengaruh informasi yang saling bertentangan, yang seringkali memicu emosi publik.
Dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Jumat lalu, Menristekdikti Yuliarto menyatakan, "Kita ingin membangun budaya ilmiah, budaya yang mendorong masyarakat untuk bergantung pada pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari." Beliau menekankan pentingnya analisis yang empiris dan rasional dalam menghadapi berbagai isu, sebuah kemampuan yang menurutnya masih menjadi tantangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini.
Lebih lanjut, Menristekdikti Yuliarto menjelaskan bahwa budaya ilmiah yang kuat akan mendorong kebiasaan membaca dan menjadikan pendidikan sebagai pengalaman yang lebih menyenangkan. "Prestasi seseorang seharusnya diukur dari kemampuannya untuk memperluas kapasitas pengetahuannya," tegasnya. Harapannya, semakin banyak anak muda Indonesia yang bercita-cita menjadi ilmuwan, sebuah profesi yang saat ini masih kurang diminati.
Pentingnya Ilmuwan untuk Daya Saing Global
Menristekdikti Yuliarto menyadari pentingnya jumlah ilmuwan yang signifikan bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara-negara maju. Beliau mencontohkan Jepang, yang memiliki ribuan peneliti yang berdedikasi untuk memajukan bidang masing-masing melalui studi ilmiah yang ketat. Indonesia, menurutnya, perlu mencontoh dedikasi dan jumlah ilmuwan di negara maju tersebut agar dapat bersaing di kancah global.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah akan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan sains dan teknologi di semua jenjang. Hal ini termasuk penyediaan fasilitas penelitian yang memadai, peningkatan kualitas guru dan dosen, serta pemberian insentif bagi para ilmuwan muda berbakat. Pemerintah juga akan berupaya untuk mensosialisasikan pentingnya budaya ilmiah kepada masyarakat luas melalui berbagai program edukasi dan kampanye publik.
Selain itu, pemerintah juga akan mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan industri untuk menciptakan ekosistem inovasi yang kondusif. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan riset-riset yang aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat, serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Tantangan dan Solusi
Salah satu tantangan utama dalam membangun budaya ilmiah di Indonesia adalah masih rendahnya minat masyarakat terhadap sains dan teknologi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah akan berupaya untuk membuat sains dan teknologi lebih menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat luas, misalnya melalui program edukasi yang interaktif dan menyenangkan.
Tantangan lain adalah kurangnya akses masyarakat terhadap informasi ilmiah yang akurat dan terpercaya. Untuk itu, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas informasi ilmiah melalui berbagai platform digital dan media massa. Pemerintah juga akan terus meningkatkan literasi digital masyarakat agar mampu menyaring informasi yang benar dan menghindari informasi yang menyesatkan.
Dengan meningkatkan budaya ilmiah, Indonesia diharapkan mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru yang mampu menjawab tantangan global dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk menjadi negara maju dan kompetitif di masa depan.
"Kita harus mengubah paradigma berpikir masyarakat agar lebih berbasis ilmiah. Ini adalah investasi jangka panjang yang sangat penting untuk masa depan bangsa," tutup Menristekdikti Yuliarto.