Minggu Palma di Manokwari: Dimulainya Kisah Sengsara Yesus dan Persiapan Pekan Suci Paskah 2025
Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, memimpin misa Minggu Palma, menandai dimulainya rangkaian Pekan Suci Paskah 2025 dan mengajak umat Katolik merenungkan kisah sengsara Yesus.

Manokwari, 13 April 2024 - Perayaan misa Minggu Palma di Gereja Santo Agustinus Manokwari, Papua Barat, Minggu (13/4) menandai dimulainya rangkaian penting peringatan kisah sengsara dan penyaliban Tuhan Yesus Kristus. Uskup Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, memimpin misa tersebut, menekankan makna mendalam dari peristiwa ini bagi umat Katolik di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Perayaan diawali dengan perarakan yang meriah, mengenang penyambutan Yesus Kristus di Yerusalem, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kisah sengsara.
Mgr. Datus Lega menjelaskan, "Oleh karena itu, dalam liturgi Gereja Katolik, sukacita Minggu Palma diiringi pembacaan kisah sengsara." Ia mengajak umat untuk mempersiapkan hati dan batin memasuki Pekan Suci Paskah 2025, yang meliputi Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, dan puncaknya, Minggu Paskah. Rangkaian peristiwa ini, dimulai dari Minggu Palma hingga wafat Yesus di kayu salib, perlu dimaknai secara mendalam.
Uskup menekankan pentingnya meneladani sikap Yesus Kristus yang rela menderita demi menebus dosa umat manusia. "Kisah Tuhan Yesus yang disambut sorak sorai, tapi kemudian diadili secara keji hingga wafat di kayu salib," kata uskup, mengajak umat untuk menjadi pembawa damai dan menjaga toleransi antarumat beragama. Ia juga mengajak umat untuk menyebarkan pesan sukacita dan kegembiraan atas kebangkitan Yesus setelah menjalani semua siksaan. "Mari kita tebarkan pesan sukacita dan kegembiraan atas kebangkitan Tuhan Yesus setelah menjalani semua siksaan," ucap Uskup Datus Lega.
Persiapan Pekan Suci di Gereja Santo Agustinus
Ketua Panitia Paskah Paroki Santo Agustinus, Arnold Tiniap, menjelaskan persiapan yang dilakukan untuk menyambut lonjakan umat selama Pekan Suci. Gereja Santo Agustinus memiliki daya tampung sekitar 800 orang, namun panitia telah menyiapkan 12 tenda tambahan lengkap dengan kursi untuk mengakomodasi jemaat yang lebih banyak. Demi kelancaran rangkaian ibadah, panitia telah mengajukan permohonan pengamanan kepada pihak kepolisian dan Kodim Manokwari.
"Surat permohonan ke kepolisian sudah kami ajukan, termasuk ke pihak Kodim Manokwari karena menggunakan halaman parkir RS Pratama Dimara," kata Arnold Tiniap. Hal ini menunjukkan kesiapan panitia dalam memastikan seluruh rangkaian ibadah selama Pekan Suci Paskah 2025 berjalan dengan lancar dan tertib.
Pengamanan yang melibatkan pihak kepolisian dan Kodim Manokwari menandakan kerjasama yang baik antara pihak gereja dan aparat keamanan dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan Pekan Suci. Dengan persiapan yang matang dan kerjasama yang baik, diharapkan perayaan Pekan Suci Paskah 2025 di Gereja Santo Agustinus Manokwari dapat berjalan dengan khidmat dan lancar.
Persiapan yang dilakukan oleh panitia menunjukkan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi umat yang akan merayakan Pekan Suci. Dengan tambahan tenda dan kursi, diharapkan seluruh umat dapat mengikuti rangkaian ibadah dengan nyaman dan khusyuk. Keterlibatan pihak kepolisian dan Kodim Manokwari juga menjamin keamanan dan ketertiban selama perayaan berlangsung.
Makna Minggu Palma bagi Umat Katolik
Minggu Palma menandai dimulainya Pekan Suci, periode penting bagi umat Kristiani dalam memperingati sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. Perayaan ini mengingatkan kembali akan perjalanan Yesus memasuki Yerusalem, disambut dengan sukacita, namun kemudian menghadapi pengadilan dan penyaliban. Misa Minggu Palma menjadi momen refleksi dan persiapan batin untuk memasuki rangkaian perayaan Pekan Suci yang penuh makna.
Perayaan Minggu Palma juga menjadi kesempatan bagi umat Katolik untuk merenungkan pengorbanan Yesus Kristus dan meneladani kasih, pengampunan, dan kerendahan hati-Nya. Melalui perayaan ini, umat diajak untuk memperbarui komitmen dalam menjalani kehidupan sesuai ajaran Yesus Kristus. Dengan demikian, Minggu Palma bukan hanya sekadar perayaan ritual, melainkan juga momen untuk memperbaharui iman dan spiritualitas.
Dalam konteks Papua Barat, perayaan Minggu Palma juga menjadi kesempatan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan antarumat beragama. Ajakan Uskup Datus Lega untuk menjadi pembawa damai dan menjaga toleransi antarumat beragama sangat relevan dalam konteks keragaman masyarakat di Papua Barat. Perayaan ini menjadi sarana untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan kerukunan.
Secara keseluruhan, perayaan Minggu Palma di Manokwari tidak hanya menjadi rangkaian awal Pekan Suci, tetapi juga momen penting untuk merenungkan makna pengorbanan Yesus Kristus dan mengaplikasikan nilai-nilai ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk membangun masyarakat yang lebih damai, toleran, dan rukun.