Modifikasi Cuaca di Jakarta Fokus Tanggulangi Hujan Ekstrem, Waspada Potensi Banjir!
BPBD DKI Jakarta fokus pada modifikasi cuaca untuk mencegah hujan ekstrem dan bencana hidrometeorologi, imbau masyarakat tetap waspada.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan difokuskan untuk mengurangi ancaman hujan ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di Jakarta. Operasi ini melibatkan kolaborasi antara BPBD DKI Jakarta, BMKG, TNI AU, dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI). Langkah mitigasi yang dilakukan meliputi penyemaian awan menggunakan zat higroskopis, seperti NaCl, untuk mempercepat presipitasi di area yang lebih aman.
Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta, Michael Sitanggang, menjelaskan bahwa OMC hanya dilakukan pada kondisi atmosfer yang diprediksi akan menyebabkan bencana. "OMC hanya dilaksanakan pada kondisi atmosfer yang diprakirakan akan mengakibatkan bencana, sehingga tidak semua awan hujan akan dilakukan penyemaian," ujar Michael dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (14/3).
Hingga hari keempat pelaksanaan OMC, telah dilakukan 9 sorti dengan total 7,2 ton bahan semai NaCl food grade digunakan, dengan total jam terbang mencapai 20 jam 10 menit. Area penyemaian awan meliputi wilayah Pesisir Ujung Kulon, Perairan Selatan Banten, dan Selat Sunda.
Ancaman Hujan Ekstrem dan Upaya Mitigasi
Analisis terbaru dari BMKG menunjukkan potensi hujan lebat dengan intensitas sedang hingga tinggi di beberapa wilayah, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Plt Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menjelaskan bahwa modifikasi cuaca dilakukan untuk mengendalikan curah hujan ekstrem di Jakarta. "Kami terus mengoptimalkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas curah hujan, sehingga potensi curah hujan ekstrem dapat berkurang, terutama di daerah yang rentan terhadap banjir. Sementara itu, potensi hujan dengan intensitas ringan yang dianggap tidak membahayakan, akan dibiarkan berlangsung secara alami," kata Budi.
Budi menambahkan bahwa analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan potensi hujan ringan hingga lebat di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, terutama pada siang hingga dini hari. Oleh karena itu, upaya modifikasi cuaca difokuskan untuk mengurangi risiko banjir yang diakibatkan oleh hujan ekstrem.
BPBD DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dinamis dan potensi hujan yang semakin meningkat dalam empat hari ke depan. Masyarakat diminta untuk selalu siaga dan mempersiapkan diri menghadapi potensi perubahan cuaca ekstrem.
Teknologi dan Kolaborasi dalam Modifikasi Cuaca
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jakarta melibatkan teknologi penyemaian awan menggunakan bahan semai NaCl food grade. Pada misi hari keempat, sebanyak 1,6 ton NaCl digunakan dalam dua sorti penerbangan dengan total durasi 4 jam 20 menit. Proses ini bertujuan untuk mempercepat presipitasi dan mengurangi intensitas hujan di daerah rawan banjir.
Kolaborasi antar lembaga menjadi kunci keberhasilan OMC. Kerja sama antara BPBD DKI Jakarta, BMKG, TNI AU, dan PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (RAI) menunjukkan komitmen bersama dalam mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di Jakarta. Keahlian dan sumber daya masing-masing lembaga diintegrasikan untuk mencapai tujuan bersama.
Penggunaan teknologi modifikasi cuaca merupakan salah satu strategi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan peningkatan frekuensi bencana alam. Dengan mengoptimalkan teknologi dan kolaborasi antar lembaga, diharapkan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di Jakarta dapat lebih efektif.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan dari BPBD DKI Jakarta untuk mengurangi risiko dampak hujan ekstrem.
Dengan adanya upaya modifikasi cuaca ini, diharapkan intensitas hujan ekstrem di Jakarta dapat berkurang dan risiko banjir dapat diminimalisir. Namun, kewaspadaan masyarakat tetap penting dalam menghadapi potensi perubahan cuaca yang dinamis.