Momen Haru: 15 Eks Napiter Ikuti Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Surabaya, Bukti Deradikalisasi Berhasil
Lima belas Eks Napiter menunjukkan komitmen kebangsaan dengan khidmat mengikuti upacara HUT ke-80 RI di Surabaya, menandai keberhasilan program deradikalisasi dan harapan baru.

Pada momen bersejarah peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah pemandangan mengharukan tersaji di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur. Sebanyak 15 eks narapidana terorisme (eks napiter) turut serta dalam upacara bendera yang diselenggarakan pada 17 Agustus 2025. Kehadiran mereka menjadi simbol kuat komitmen deradikalisasi dan reintegrasi sosial.
Di antara para peserta, Rosyid Hanifudin dan Ahmad Zulfikar, dua saudara yang pernah terlibat dalam jaringan terorisme, tampak khidmat mengikuti jalannya upacara. Mereka merasakan semangat kebangsaan yang membangkitkan optimisme baru. Momen ini menandai babak baru dalam kehidupan mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Rosyid Hanifudin mengungkapkan perasaannya, "Pesan dan kesan kami setelah mengikuti upacara ini sungguh luar biasa. Ada rasa haru dan bangga bisa berdiri bersama masyarakat lainnya, merayakan kemerdekaan." Baginya, kemerdekaan adalah kesempatan untuk berubah, memperbaiki diri, dan membuktikan bahwa mereka bisa kembali menjadi bagian dari bangsa ini.
Semangat Kebangsaan dan Makna Kemerdekaan bagi Eks Napiter
Partisipasi para eks napiter dalam upacara kemerdekaan bukan sekadar formalitas, melainkan refleksi mendalam akan makna kebangsaan. Rosyid dan Ahmad Zulfikar merasakan kebanggaan yang luar biasa bisa kembali menjadi bagian integral dari perayaan nasional. Mereka menunjukkan keinginan kuat untuk berintegrasi dan berkontribusi positif kepada negara.
Ahmad Zulfikar menambahkan, upacara ini memberi makna mendalam, seolah mengingatkan bahwa kemerdekaan adalah amanah. "Amanah untuk menjaga persatuan, sekaligus peluang bagi kami untuk menata masa depan yang lebih baik," tuturnya. Kesadaran ini menjadi fondasi bagi kehidupan baru mereka yang lebih produktif dan bermanfaat.
Kisah dua saudara ini menjadi gambaran nyata bahwa proses pembinaan dan deradikalisasi tidak hanya membuka jalan menuju perubahan. Lebih dari itu, proses ini menumbuhkan harapan baru bagi eks napiter untuk berperan positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, menjauhkan diri dari ideologi ekstremisme.
Dukungan Pemerintah Kota Surabaya dalam Pembinaan dan Adaptasi
Keberhasilan integrasi para eks napiter tidak lepas dari peran aktif Pemerintah Kota Surabaya. Mereka mengakui proses pembinaan yang dijalani sejauh ini berjalan sangat baik. Dukungan ini meliputi berbagai aspek penting yang menunjang adaptasi mereka di tengah masyarakat.
Dukungan yang datang dari Pemerintah Kota Surabaya, aparat keamanan, hingga lembaga masyarakat, dinilai memberi dampak nyata dalam perjalanan mereka. Ahmad Zulfikar menjelaskan, "Kami diberi pendampingan, hingga dukungan moral dan modal. Itu membuat kami merasa diterima kembali, tidak dipandang sebelah mata." Hal ini krusial untuk membangun kembali kepercayaan diri mereka.
Kepala Bakesbangpol Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rutinitas tahunan. "Kami selalu bersama-sama melibatkan mitra binaan, yakni eks napiter untuk ikut terlibat memeriahkan dalam memperingati HUT RI," katanya. Keterlibatan ini diharapkan terus berlanjut sebagai bagian dari upaya deradikalisasi komprehensif.
Harapan Berkelanjutan untuk Kemandirian dan Kontribusi Positif
Di momentum HUT ke-80 Kemerdekaan RI ini, Rosyid dan Ahmad sama-sama menyampaikan harapan. Mereka berharap Pemerintah Kota Surabaya terus memperkuat dukungan terhadap eks napiter dan mitra binaan lainnya. Ini penting untuk keberlanjutan program reintegrasi dan pemberdayaan.
"Kami berharap ada program yang berkelanjutan, khususnya di bidang ekonomi dan keterampilan kerja," kata Rosyid. Baginya, kemandirian adalah kunci agar bisa benar-benar bangkit dan tidak kembali terjerumus pada jalan yang salah. Program semacam ini akan memperkuat posisi mereka di masyarakat.
Dengan dukungan tersebut, para eks napiter yakin bisa membuktikan diri, berkontribusi untuk masyarakat, dan menjaga persatuan bangsa. Tundjung Iswandaru juga berharap agar persatuan dan kesatuan di Indonesia terus dipererat sampai generasi mendatang. Ia ingin tidak ada lagi perpecahan di antara semua lapisan masyarakat.