MPR Tegaskan: Peringatan HUT Ke-80 RI Momentum Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat Lebih Merata
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyerukan peringatan Hari Kemerdekaan sebagai momentum krusial untuk wujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang merata di seluruh Indonesia.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengajak seluruh elemen bangsa untuk memaknai peringatan Hari Kemerdekaan sebagai momentum strategis. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan peringatan ini dalam upaya pembangunan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata di seluruh penjuru negeri. Seruan ini disampaikan saat peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa kemerdekaan sejati tercermin dari tingkat kesejahteraan yang dirasakan oleh setiap warga negara. Pembangunan yang inklusif menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini sejalan dengan cita-cita luhur bangsa yang tertuang dalam konstitusi.
Pernyataan tersebut disampaikan di tengah berbagai tantangan pembangunan nasional yang masih memerlukan perhatian serius. Data terkini menunjukkan masih adanya pekerjaan rumah besar bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi dan sinergi antarberbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan tersebut secara komprehensif.
Tantangan Kesejahteraan di Indonesia
Upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 menunjukkan tingkat kemiskinan di Indonesia masih berada di angka 8,47 persen. Angka ini merepresentasikan sekitar 23,85 juta jiwa penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Meskipun terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, target pemerintah untuk menekan angka kemiskinan hingga 6,5 persen pada tahun 2026 menjadi pekerjaan rumah yang menantang.
Selain kemiskinan, masalah gizi juga menjadi sorotan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 mencatat prevalensi stunting di Indonesia masih sebesar 19,8 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang mengalami masalah gizi kronis, yang dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Sektor pendidikan juga tidak luput dari perhatian. Catatan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada tahun 2025 memperkirakan sekitar 3,9 juta anak belum terjangkau layanan pendidikan. Kesenjangan akses pendidikan ini menjadi penghalang serius bagi peningkatan kualitas hidup dan mobilitas sosial masyarakat. Hal ini juga berdampak pada upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Lestari Moerdijat menilai bahwa berbagai catatan data tersebut mengindikasikan perlunya gerak bersama dari seluruh komponen bangsa. Tantangan untuk merealisasikan kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata membutuhkan pendekatan holistik. Setiap pihak diharapkan dapat berkontribusi sesuai kapasitasnya masing-masing untuk mencapai tujuan mulia ini.
Pemerataan Akses sebagai Kunci Kesejahteraan
Menurut Rerie, tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya dapat diukur dari pendapatan semata. Akses terhadap layanan dasar yang berkualitas juga merupakan indikator penting. Ini mencakup akses yang setara terhadap pendidikan, layanan kesehatan yang memadai, serta ketersediaan lapangan kerja yang luas dan inklusif bagi setiap anak bangsa.
Anggota Komisi X DPR RI ini menegaskan bahwa Hari Kemerdekaan yang diperingati setiap tahun harus menjadi momentum refleksi. Momentum ini penting untuk menegaskan kembali arah kebijakan pembangunan yang telah disepakati bersama. Kebijakan tersebut harus senantiasa berorientasi pada peningkatan kualitas hidup dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Pemerataan akses di bidang pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja menjadi fondasi utama. Tanpa pemerataan ini, cita-cita masyarakat adil dan makmur akan sulit terwujud. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat perlu terus berupaya keras untuk menghilangkan disparitas akses di berbagai wilayah dan lapisan sosial.
Lestari Moerdijat menekankan bahwa sudah saatnya setiap anak bangsa berperan aktif dalam proses pembangunan. Kontribusi individu sesuai kapasitas masing-masing sangat dibutuhkan demi mewujudkan cita-cita bersama. Dengan demikian, masyarakat yang adil dan makmur secara merata di tanah air dapat direalisasikan.