Muhaimin Iskandar: Alumni Ponpes, Ujung Tombak Perjuangan Aswaja dan NU
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, menekankan peran penting alumni pondok pesantren sebagai ujung tombak perjuangan Ahlusunah Wal Jamaah (Aswaja), Nahdlatul Ulama (NU), dan Islam, serta mengajak mereka aktif berdakwah di media sosial.
![Muhaimin Iskandar: Alumni Ponpes, Ujung Tombak Perjuangan Aswaja dan NU](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/190044.363-muhaimin-iskandar-alumni-ponpes-ujung-tombak-perjuangan-aswaja-dan-nu-1.jpg)
Jakarta, 9 Februari 2024 - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menyatakan alumni pondok pesantren sebagai ujung tombak perjuangan ahlusunah waljamaah (Aswaja), Nahdlatul Ulama (NU), dan Islam. Pernyataan ini disampaikan saat penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Himasal (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) V dan Lembaga Ittihadul Mubalighin Aly (LIM) II di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (8/2).
Peran Penting Alumni Ponpes
Dalam sambutannya di hadapan ribuan anggota Himasal, Cak Imin menekankan pentingnya peran alumni pondok pesantren, khususnya Himasal, dalam memperjuangkan nilai-nilai Aswaja dan NU. Ia berharap alumni tidak hanya menjadi objek perubahan, tetapi juga subjek yang aktif mendorong kemajuan umat Islam. "Alumni pondok pesantren, khususnya alumni Himasal, amat sangat luar biasa menjadi bagian ujung tombak dari perjuangan aswaja, perjuangan NU, perjuangan Islam. Tugas utama alumni tentu mendorong agar umat Islam, khususnya warga aswaja bisa menjadi subjek bukan objek," tegas Cak Imin.
Lebih lanjut, Cak Imin menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto terkait kesenjangan ekonomi di Indonesia. Presiden menyampaikan bahwa 50 orang terkaya menguasai 75 persen aset bangsa, sementara 50 persen penduduk tidak memiliki aset. Cak Imin menekankan pentingnya peran semua pihak, termasuk alumni pondok pesantren, untuk mengatasi permasalahan ini. "Kerjaan ini tentu tidak ringan, harus melibatkan semua pihak, dan saya yakin alumni yang menjadi kiai, pengusaha di berbagai bidang, insya Allah tidak akan putus tanggung jawab peduli kepada negara dan bangsa," imbuhnya.
Membangun Santri yang Berperan Aktif
Cak Imin optimis Himasal di bawah kepemimpinan KH Abdullah Kafabihi Mahrus Ali akan mencetak santri yang tidak hanya alim, tetapi juga menjadi agen perubahan. Ia berharap santri menjadi "ujung tombak dari seluruh perubahan, bukan menjadi korban dari perubahan." Hal ini sejalan dengan visi untuk menciptakan santri yang aktif dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Dakwah di Era Digital
Di era digital, Cak Imin juga mengajak para santri dan alumni untuk aktif berdakwah di media sosial. Ia menyadari pentingnya peran media sosial dalam menyebarkan pesan-pesan positif. "Sekarang Instagram kalah dengan TikTok. Facebook tidak ada apa-apanya dibanding TikTok. Ini perlu peran Himasal untuk turut andil mengendalikan, memasukkan konten-konten dakwah positif agar tercipta baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang makmur)," pungkas Cak Imin.
Kesimpulannya, pidato Cak Imin menekankan peran krusial alumni pondok pesantren dalam memperjuangkan nilai-nilai agama, memberantas kesenjangan sosial, dan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif. Peran aktif mereka diharapkan mampu menciptakan Indonesia yang lebih baik dan makmur.