Musim Kemarau Jadi Momen Emas: Normalisasi Sungai Sidoarjo Digenjot dengan 9 Alat Berat Demi Cegah Banjir
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo secara masif melakukan normalisasi sungai Sidoarjo dengan mengerahkan sembilan alat berat untuk mencegah banjir saat musim hujan tiba.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo, Jawa Timur, terus mengintensifkan upaya normalisasi sungai-sungai di wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai strategi mitigasi bencana untuk mencegah banjir yang kerap melanda saat musim hujan tiba. Sebanyak sembilan alat berat telah dikerahkan untuk melakukan pengerukan dasar sungai serta membersihkan endapan lumpur dan sampah.
Bupati Sidoarjo, Subandi, menegaskan bahwa pengerukan akan terus dilakukan selama musim kemarau ini. Fokus utama adalah titik-titik sungai yang mengalami pendangkalan parah. Meskipun Sungai Porong Kanal bukan kewenangan langsung Pemkab Sidoarjo, inisiatif normalisasi diambil demi kepentingan masyarakat luas yang terdampak banjir.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pemkab Sidoarjo dalam menjaga kelancaran aliran air dan fungsi sungai secara optimal. Diharapkan, dengan normalisasi yang masif, sungai-sungai di Sidoarjo mampu menampung curah hujan tinggi, sekaligus memastikan irigasi sawah berjalan lancar tanpa hambatan.
Strategi Pemkab Sidoarjo dalam Penanganan Banjir
Pemkab Sidoarjo telah mengerahkan sembilan unit alat berat untuk mempercepat proses normalisasi sungai. Alat-alat ini difokuskan pada pengerukan sedimen dan pembersihan material yang menyumbat aliran air. Langkah ini diambil untuk mengembalikan kapasitas tampung sungai yang menurun akibat pendangkalan.
Bupati Subandi secara langsung meminta Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Sidoarjo untuk terus mengoptimalkan penggunaan alat berat tersebut. Operasi normalisasi ini menjadi prioritas utama selama musim kemarau, memanfaatkan kondisi air sungai yang relatif surut.
Pengerukan dan pembersihan ini tidak hanya bertujuan mengatasi masalah banjir. Namun juga memastikan ekosistem sungai tetap terjaga. Penanganan yang cepat dan tepat diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari musim hujan mendatang.
Tantangan Sedimentasi dan Kewenangan Sungai
Salah satu contoh kasus sedimentasi parah terjadi di Sungai Porong Kanal. Sungai dengan lebar 22 meter ini dipenuhi tumbuhan liar dan tumpukan lumpur di bagian tengahnya. Kondisi ini sangat menghambat aliran air dan memperparah risiko banjir di sekitarnya.
Meskipun Sungai Porong Kanal berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Pemkab Sidoarjo tidak tinggal diam. Bupati Subandi menjelaskan bahwa inisiatif normalisasi diambil karena dampak banjir akan langsung dirasakan oleh masyarakat Sidoarjo. Kolaborasi lintas kewenangan ini menjadi kunci dalam penanganan masalah yang kompleks.
Sedimentasi yang parah memerlukan penanganan serius dan berkelanjutan. Upaya normalisasi yang dilakukan Pemkab Sidoarjo menjadi bukti nyata komitmen daerah dalam mengatasi masalah lingkungan dan bencana. Hal ini sekaligus menunjukkan pentingnya koordinasi antarlembaga dalam menjaga infrastruktur vital seperti sungai.
Optimalisasi Musim Kemarau untuk Pencegahan Banjir
Musim kemarau dimanfaatkan secara maksimal untuk mengoptimalkan normalisasi sungai. Tujuannya adalah memastikan seluruh sungai berfungsi normal sebelum musim penghujan tiba. Dengan kapasitas sungai yang optimal, curah hujan dapat ditampung secara maksimal, sehingga risiko banjir dapat ditekan.
Selain di Kecamatan Krembung, normalisasi sungai juga dilakukan di beberapa wilayah lain. Kecamatan Waru, Kecamatan Taman, dan Kecamatan Krian menjadi target berikutnya dalam program ini. Penyebaran lokasi normalisasi ini menunjukkan cakupan upaya Pemkab Sidoarjo yang komprehensif.
Manfaat normalisasi tidak hanya terbatas pada pencegahan banjir. Sungai yang bersih dan dalam juga akan melancarkan sistem irigasi untuk persawahan. Ini penting bagi sektor pertanian di Sidoarjo, yang sangat bergantung pada ketersediaan air yang memadai dan teratur.