25 Alat Berat Dikerahkan untuk Keruk Kali di Jakbar, Antisipasi Banjir
Pemprov DKI Jakarta kerahkan 25 alat berat dan 42 truk untuk pengerukan sedimen di 10 titik kali dan saluran di Jakarta Barat guna mengantisipasi banjir.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat mengerahkan 25 unit alat berat dan 42 unit truk untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut. Upaya ini difokuskan pada pengerukan sedimen lumpur di 10 titik kali dan saluran yang tersebar di Jakarta Barat. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut instruksi Gubernur DKI Jakarta untuk penanganan banjir menjelang musim hujan.
Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, saat dihubungi ANTARA pada Senin, 24 Februari 2024, menjelaskan bahwa pengerukan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampung air di saluran-saluran tersebut. "Kita mengikuti instruksi dari Pak Gubernur untuk penanganan banjir. Ada 10 titik di sini," kata Uus.
Dengan adanya pengerukan, diharapkan genangan air akibat hujan deras dapat ditampung dengan lebih efektif. Pengerukan sedimen yang menumpuk selama ini dinilai menjadi salah satu penyebab utama meluapnya air dan terjadinya banjir di beberapa wilayah Jakarta Barat.
Penanganan Banjir di 10 Titik Prioritas
Sebanyak 10 titik menjadi prioritas dalam pengerukan kali dan saluran di Jakarta Barat. Tiga titik di antaranya fokus pada pengerukan Kali Semongol, yang dikenal sering mengalami pendangkalan dan menjadi titik rawan banjir. Selain Kali Semongol, pengerukan juga dilakukan di Kali Pesanggrahan, Kali Angke, PHB Pedongkelan, dan saluran PHB di wilayah Tegal Alur. Lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan tingkat keparahan dan dampak banjir yang ditimbulkan.
Selain pengerukan, upaya lain juga dilakukan untuk meningkatkan sistem drainase di wilayah tersebut. Perbaikan saluran air dan tali-tali air juga menjadi bagian penting dari proses penanggulangan banjir. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran aliran air dan mencegah terjadinya genangan.
Di Kali Semongol, selain pengerukan, juga dilakukan penurapan untuk memperkuat struktur tebing sungai. Penurapan ini diharapkan dapat mencegah erosi dan menjaga stabilitas tebing sungai sehingga pengerukan yang telah dilakukan tidak sia-sia.
Uus Kuswanto menambahkan bahwa seluruh kegiatan ini diharapkan dapat meminimalisir genangan akibat hujan maupun pasang laut (rob). "Harapannya nanti, Kali Semongol setelah dilakukan penurapan dan pengerukan, Insyaallah dapat meminimalkan terjadinya genangan akibat hujan maupun pasang laut (rob). Mudah-mudahan dengan kegiatan yang dipercepat dengan pengerukan saluran-saluran yang ada akan mempercepat penanganan banjir di Jakarta Barat," imbuhnya.
Antisipasi Musim Hujan dan Rob
Kegiatan pengerukan kali dan saluran ini merupakan langkah antisipasi Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi musim hujan dan potensi rob yang kerap melanda Jakarta Barat. Dengan mengerahkan sejumlah besar alat berat dan truk, diharapkan proses pengerukan dapat diselesaikan dengan cepat dan efektif.
Proses pengerukan ini melibatkan koordinasi antar instansi terkait untuk memastikan kelancaran dan efektivitas pekerjaan. Selain itu, pengawasan juga dilakukan secara ketat untuk memastikan kualitas pengerjaan dan hasil yang optimal. Pengerukan sedimen lumpur ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas tampung air di saluran-saluran sehingga dapat mengurangi risiko banjir di Jakarta Barat.
Dengan selesainya pengerukan dan perbaikan saluran air, diharapkan masyarakat Jakarta Barat dapat lebih tenang dalam menghadapi musim hujan dan rob. Upaya ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam melindungi warganya dari ancaman banjir.
Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada pemeliharaan saluran-saluran air setelah pengerukan selesai. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran air juga sangat penting untuk mencegah penumpukan sampah dan sedimen yang dapat menghambat aliran air.