Negara Arab Tolak Rencana Relokasi Warga Gaza oleh Trump
Enam negara Arab menolak rencana Trump untuk merelokasi warga Gaza, menekankan solusi dua negara dan kecaman terhadap pelanggaran hak-hak Palestina, menyusul konflik Israel-Hamas Oktober 2023.
Pertemuan menteri dari enam negara Arab di Kairo pada 1 Februari secara tegas menolak rencana kontroversial Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza. Pertemuan yang dihadiri perwakilan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania, Palestina, dan Liga Arab ini, menegaskan kembali komitmen pada solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Pernyataan bersama menekankan pentingnya upaya perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.
Meskipun menyatakan dukungan untuk kolaborasi dengan pemerintahan Trump dalam mencapai perdamaian komprehensif, keenam negara tersebut menyatakan penolakan keras terhadap segala bentuk pelanggaran hak-hak asasi warga Palestina. Ini mencakup aktivitas pembangunan permukiman ilegal, pengusiran paksa, penghancuran rumah, aneksasi tanah, dan langkah-langkah yang memaksa pengungsian atau pemindahan warga Palestina.
Keenam negara Arab tersebut menyerukan komunitas internasional, khususnya negara-negara adikuasa dan Dewan Keamanan PBB, untuk segera bertindak demi mewujudkan solusi dua negara. Seruan ini muncul sebagai respons atas pernyataan Trump yang sebelumnya mengusulkan 'pembersihan' Gaza dan relokasi warga Palestina ke Mesir dan Yordania, menyebut Gaza sebagai 'tempat pembongkaran'.
Usulan Trump tersebut telah menuai kecaman luas. Mesir dan Yordania sendiri telah menolak usulan tersebut. Banyak pihak menilai usulan ini sebagai 'pembersihan etnis' dan 'kejahatan perang'. Selain negara-negara Arab, negara-negara Eropa seperti Prancis juga turut mengecam rencana tersebut. Kecaman internasional ini semakin menguatkan penolakan terhadap rencana kontroversial tersebut.
Latar belakang usulan ini adalah gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari lalu, yang menghentikan sementara konflik mematikan antara Israel dan Hamas. Konflik yang dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 tersebut telah mengakibatkan lebih dari 47.400 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Serangan udara intensif Israel telah mengubah Gaza menjadi puing-puing.
Pertemuan di Kairo ini menunjukkan konsensus kuat di antara negara-negara Arab dalam menolak rencana relokasi warga Gaza. Mereka menekankan pentingnya menghormati hak-hak Palestina dan mencapai solusi damai yang adil berdasarkan solusi dua negara. Dukungan internasional terhadap solusi dua negara menjadi sangat krusial dalam mengakhiri konflik berkepanjangan ini.
Meskipun ada upaya kolaborasi dengan pemerintahan Trump, penolakan terhadap rencana relokasi warga Palestina ini menunjukkan komitmen negara-negara Arab terhadap prinsip-prinsip keadilan internasional dan perlindungan hak asasi manusia. Perkembangan selanjutnya akan menentukan bagaimana komunitas internasional merespon seruan keenam negara Arab tersebut dan upaya untuk mencapai solusi damai yang berkelanjutan.
Sumber: Anadolu