Nelayan Sukabumi Diimbau Utamakan Keselamatan saat Melaut
HNSI Kabupaten Sukabumi mengingatkan nelayan untuk membawa perlengkapan keselamatan dan mewaspadai cuaca ekstrem saat melaut, terutama dengan gelombang tinggi yang masih terjadi di perairan Sukabumi.

Nelayan di Sukabumi, Jawa Barat, kembali diingatkan untuk memprioritaskan keselamatan saat melaut. Imbauan ini disampaikan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi menyusul kondisi cuaca dan gelombang tinggi yang masih terjadi di wilayah tersebut.
Ketua DPC HNSI Kabupaten Sukabumi, Dede Ola, menyampaikan imbauan tersebut pada Kamis, 31 Januari 2024. Dede menekankan pentingnya membawa perlengkapan keselamatan seperti pelampung dan jaket keselamatan. Selain itu, nelayan juga dihimbau untuk selalu membawa alat komunikasi untuk berjaga-jaga jika terjadi keadaan darurat di laut.
Dede menjelaskan kondisi cuaca di perairan Sukabumi. Walaupun secara umum cerah, gelombang laut masih cukup tinggi. Di Teluk Palabuhanratu, ketinggian gelombang mencapai 2,5 hingga 3 meter. Di luar teluk, ketinggian gelombang bahkan bisa mencapai 4 meter. Kondisi ini tentu saja berbahaya bagi nelayan yang menggunakan perahu tradisional.
Cuaca yang tak menentu juga menjadi perhatian utama. Dede mengingatkan nelayan untuk selalu waspada karena cuaca di laut dapat berubah secara tiba-tiba. Oleh karena itu, sebelum melaut, nelayan sangat disarankan untuk memantau prakiraan cuaca dan mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi.
Meskipun sudah ada nelayan yang melaut, jumlahnya masih terbatas. Mayoritas nelayan di Sukabumi masih menggunakan perahu tradisional yang kurang mampu menghadapi gelombang tinggi. Hal ini semakin menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan prioritas keselamatan.
Dede Ola kembali menegaskan imbauan keselamatan. "Kami mengimbau nelayan untuk lebih mementingkan keselamatan dan jangan nekat melaut," ujarnya. "Nyawa lebih penting dari sekedar hasil tangkapan." Imbauan ini merupakan langkah antisipatif mengingat potensi bahaya yang mengintai nelayan di tengah laut.
Musim angin barat yang memicu gelombang tinggi dan cuaca ekstrem diprediksi berakhir pada akhir Februari atau awal Maret. HNSI Kabupaten Sukabumi mengimbau nelayan untuk bersabar dan menunggu kondisi cuaca membaik. Jika tetap ingin melaut, pastikan kondisi kapal dan perlengkapan keselamatan dalam keadaan prima, jangan melaut sendirian, dan selalu siap menghubungi pihak di darat jika terjadi masalah.