OJK Dorong Industri Asuransi Tingkatkan Literasi dan Ekspansi Pasar
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri asuransi di Indonesia untuk meningkatkan literasi dan penetrasi pasar guna mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Jakarta, 28 Februari 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendesak industri asuransi Indonesia untuk secara kolektif dan berkelanjutan meningkatkan literasi asuransi di tengah masyarakat. Rendahnya literasi asuransi menjadi tantangan utama bagi pertumbuhan sektor ini. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, di Jakarta pada Jumat lalu. Pernyataan ini disampaikan dalam konteks peningkatan penetrasi dan perluasan jangkauan asuransi di Indonesia.
Menurut Ogi, peningkatan literasi asuransi merupakan langkah krusial untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri ini. "Hal ini harus diiringi dengan perbaikan citra industri asuransi untuk dapat tetap terpercaya dengan menjunjung tinggi integritas dan perbaikan tata kelola," tegas Ogi. Ia menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik sebagai fondasi pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.
Selain peningkatan literasi, OJK juga mendorong industri asuransi untuk mengeksplorasi pasar-pasar baru yang selama ini belum tergarap secara optimal. Strategi ini diyakini dapat mendorong pertumbuhan yang signifikan. Dengan demikian, perluasan jangkauan pasar menjadi kunci utama untuk meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia.
Strategi Peningkatan Penetrasi Asuransi
Ogi Prastomiyono memaparkan beberapa strategi yang dapat diadopsi oleh industri asuransi untuk meningkatkan penetrasi pasar. Pertama, peningkatan literasi asuransi secara kolektif dan berkelanjutan. Kedua, menggarap pasar-pasar baru yang belum tergarap secara maksimal. Ketiga, ekspansi geografis ke luar Pulau Jawa, mengingat potensi besar yang ada di wilayah-wilayah tersebut.
Lebih lanjut, Ogi menjelaskan pentingnya dukungan terhadap program-program pemerintah. Kolaborasi ini akan memperluas jangkauan dan dampak positif dari produk asuransi. Dukungan terhadap digitalisasi juga menjadi kunci untuk menjangkau segmen pasar yang lebih luas, terutama generasi muda yang akrab dengan teknologi. Terakhir, dukungan terhadap ekonomi hijau merupakan langkah strategis untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan perekonomian.
Industri asuransi juga didorong untuk mendirikan kantor-kantor pemasaran baru di berbagai wilayah di luar Jawa. Langkah ini dinilai penting untuk menjangkau masyarakat di daerah-daerah yang memiliki potensi besar namun belum tergarap secara optimal. Dengan strategi ini, diharapkan penetrasi asuransi dapat meningkat secara signifikan di seluruh Indonesia.
Kinerja Industri Asuransi hingga Desember 2024
Data OJK menunjukkan bahwa aset industri asuransi hingga Desember 2024 mencapai Rp1.133,87 triliun, meningkat 2,03 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Aset asuransi komersil mencapai Rp913,32 triliun, naik 2,40 persen yoy. Pertumbuhan ini menunjukkan kinerja positif industri asuransi di Indonesia.
Dari sisi pendapatan premi, asuransi komersil mencatatkan akumulasi sebesar Rp336,65 triliun, meningkat 4,91 persen yoy. Premi asuransi jiwa tumbuh 6,06 persen yoy menjadi Rp188,15 triliun, sementara premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 3,50 persen yoy menjadi Rp148,5 triliun. Data ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan di berbagai segmen asuransi.
Secara keseluruhan, kinerja positif ini menunjukkan potensi besar industri asuransi di Indonesia. Namun, tantangan utama tetap pada peningkatan literasi dan penetrasi asuransi. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik antara industri asuransi dan pemerintah, diharapkan industri asuransi Indonesia dapat mencapai pertumbuhan yang lebih pesat dan berkelanjutan.