PDIP Tekankan Pembangunan Berbasis Ide, Bukan Sekadar Anggaran
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menekankan pentingnya kepala daerah membangun daerahnya berbasis ide dan imajinasi, seperti yang dicontohkan oleh Soekarno, bukan hanya berfokus pada anggaran.

Jakarta, 12 Februari 2024 - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, memberikan penegasan pentingnya pembangunan daerah yang berlandaskan ide dan imajinasi, bukan semata-mata bergantung pada besarnya anggaran. Hal ini disampaikannya dalam acara pembekalan kepala daerah terpilih PDIP yang diselenggarakan secara hybrid di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta.
Membangun Daerah Berbasis Ideologi
Hasto menekankan pentingnya kepala daerah memahami kekuatan ide dan imajinasi dalam memimpin. Ia mengkritik pendekatan pragmatis yang hanya berfokus pada ketersediaan anggaran sebelum memiliki visi pembangunan yang jelas. "Ini penting bagi kepala daerah kita. Yang membangun sepertinya harus ada uang dulu. Padahal Soekarno nggak pernah memikirkan Indonesia merdeka duitnya berapa. Tidak pernah, tetapi ide dulu," tegas Hasto, mengingatkan pada pendekatan Bung Karno yang visioner.
Ia menjelaskan bahwa pemikiran Soekarno berakar pada dialektika sejarah Nusantara dan dunia, menggunakan pisau analisis materialisme historis, Marxisme, nasionalisme, Islamisme, dan sosialisme. "Jangan lupakan sejarah. Jangan tinggalkan sejarah. Ini yang namanya dialektika pertama," kata Hasto, menjelaskan bagaimana Soekarno membangun konstruksi pemikirannya.
Contoh Nyata: Kantor DPP PDIP Alternatif di Yogyakarta
Sebagai contoh nyata, Hasto menunjuk pembangunan kantor DPP PDIP alternatif di Yogyakarta. Ide ini muncul sebagai antisipasi terhadap potensi ancaman megathrust di Jakarta, yang dapat membahayakan kantor pusat partai di Jalan Diponegoro. "Dari situ kami punya ide, kalau di Jakarta ada megathrust, maka kita juga punya kantor partai yang representatif apabila kantor di tingkat pusat dalam keadaan darurat," jelasnya.
Kantor alternatif ini dirancang sebagai green building, melibatkan mahasiswa arsitek dalam proses perancangannya. "Kami menghubungi beberapa arsitek dari kalangan mahasiswa. Kita rangkul, kita punya konsep tentang green building. Maka ide melahirkan imajinasi," tambah Hasto, menggambarkan bagaimana ide melahirkan solusi kreatif dan berkelanjutan.
Pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi kantor alternatif juga didasarkan pada nilai historis yang kuat bagi PDI Perjuangan. "Ibu Mega lahir di Jogja. Oh ternyata Jogja pernah menjadi penyelamatan republik," ucap Hasto, menjelaskan pertimbangan di balik pemilihan lokasi tersebut.
Kekuatan Ide dan Imajinasi
Hasto menegaskan bahwa the power of idea dan the power of imagination menjadi kunci bagi PDIP dalam merumuskan strategi politik dan pembangunan yang berkelanjutan. Kantor DPP alternatif ini, seluas 3.000 meter persegi dan terdiri dari lima lantai, menjadi bukti nyata penerapan prinsip tersebut.
Acara pembekalan ini menekankan pentingnya memahami tradisi pemikiran Soekarno dalam merumuskan kebijakan dan strategi politik bagi para kepala daerah. Hasto berharap para kepala daerah PDIP dapat mengimplementasikan kekuatan ide dan imajinasi dalam membangun daerah mereka, selalu berpegang pada nilai-nilai yang diwariskan oleh Soekarno.
Kesimpulan
PDIP mendorong pembangunan daerah yang berorientasi pada ide dan visi jangka panjang, bukan hanya pada ketersediaan anggaran. Pembangunan kantor DPP alternatif di Yogyakarta menjadi contoh nyata penerapan filosofi ini, menekankan pentingnya perencanaan yang visioner dan berkelanjutan dalam memimpin.