Pelaku Pengancaman Kepala Desa di Gorontalo Utara Ditahan, Ancam dengan Celurit!
Polres Gorontalo Utara menahan IB, pelaku pengancaman terhadap Kepala Desa Cisadane menggunakan celurit, kasus ini bermula dari kesalahpahaman terkait kayu pesanan.

Insiden pengancaman yang dilakukan oleh IB, seorang warga Desa Cisadane, Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara, terhadap Kepala Desa Cisadane, Ismail Amin, berujung penahanan. Peristiwa yang terjadi pada Rabu (19/2) ini melibatkan senjata tajam jenis celurit dan bermula dari kesalahpahaman seputar pengiriman kayu. Polisi bergerak cepat merespon laporan dan menahan pelaku untuk diproses secara hukum.
Kapolres Gorontalo Utara, AKBP Andik Gunawan, melalui Kasat Reskrim AKP Muhammad Arianto, menjelaskan kronologi kejadian. Peristiwa berawal saat korban sedang mengikuti kerja bakti di Desa Katialada. Korban menerima telepon dari seseorang bernama Yusuf terkait pengiriman kayu pesanan. Korban menginstruksikan agar kayu tersebut diantar ke posyandu Desa Cisadane.
Setelah kerja bakti, korban menuju posyandu untuk menunggu Yusuf. Tak lama kemudian, Yusuf datang mengantar kayu. Namun, tiba-tiba IB muncul dengan celurit dan memaki korban, memerintahkan agar kayu tersebut segera dikeluarkan dari posyandu. IB mengklaim tanah tempat posyandu berdiri adalah milik almarhum ayahnya.
Kronologi Pengancaman dan Penahanan Pelaku
Menurut keterangan AKP Muhammad Arianto, IB datang dengan celurit dan memarahi korban. Ia memaksa korban mengeluarkan kayu dari posyandu dengan ancaman kekerasan. Korban, yang tidak menanggapi perkataan IB, mencoba meninggalkan lokasi. Namun, IB tetap mengikuti dan menyerang korban.
IB mendorong-dorong korban dengan keras, bahkan sampai lima kali mendorong kepala korban dengan tangan kirinya. Ia juga menggunakan kaki untuk mendorong korban dan mengayunkan celurit ke arah kepala korban sambil berteriak, "Mo ba lawan ngana ayah, kita mo hantam dengan barang tajam ini ngana ayah." Kalimat tersebut diucapkan pelaku dalam bahasa Gorontalo yang kurang lebih berarti "Mau melawan ayah, kita akan tebas dengan benda tajam ini ayah".
Korban hanya bisa diam menyaksikan pelaku yang kemudian merusak fasilitas posyandu. Beruntung, pihak kepolisian segera merespon laporan dan langsung menahan IB.
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi menetapkan IB sebagai tersangka. Ia dijerat dengan Pasal 335 ayat (1) ke 1 KUHPidana, yang berkaitan dengan tindak pidana memaksa orang lain dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Bukti Digital dan Proses Hukum
AKP Muhammad Arianto menambahkan bahwa aksi pengancaman IB terhadap Kepala Desa Cisadane sempat diunggah di media sosial Facebook. Unggahan tersebut menjadi salah satu bukti yang memperkuat proses hukum terhadap pelaku. Polisi berhasil mengamankan IB dan kini sedang mempersiapkan proses hukum lebih lanjut.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan pejabat desa dan penggunaan senjata tajam. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan masyarakat. Pihak kepolisian menegaskan komitmennya untuk menindak tegas segala bentuk tindak kekerasan dan pengancaman.
Proses hukum terhadap IB akan terus berjalan sesuai prosedur yang berlaku. Polisi berharap kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara yang damai dan tidak melibatkan kekerasan.
Dengan ditahannya IB, diharapkan dapat memberikan rasa aman dan keadilan bagi korban dan masyarakat Desa Cisadane. Pihak kepolisian juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan atau tindakan kriminal kepada pihak berwajib.
Kesimpulan
Penahanan IB atas kasus pengancaman terhadap Kepala Desa Cisadane dengan menggunakan senjata tajam menjadi bukti keseriusan aparat penegak hukum dalam menangani kasus kekerasan. Proses hukum yang sedang berjalan diharapkan dapat memberikan keadilan dan rasa aman bagi masyarakat.