Pelatih Futsal di Surabaya Diduga Aniaya Pemain SD, Tulang Ekor Bocah Patah
Polrestabes Surabaya selidiki kasus kekerasan terhadap pemain futsal SD usai laga semifinal; Pelatih diduga aniaya pemain lawan hingga patah tulang ekor.

Sebuah kasus kekerasan yang melibatkan seorang pelatih futsal dan pemain SD tengah diselidiki oleh Polrestabes Surabaya. Kejadian ini bermula dari pertandingan futsal tingkat SD di Surabaya pada akhir pekan lalu, di mana tim MI dari Surabaya Utara berhasil mengalahkan tim SD dari Surabaya Timur dengan skor 4-2 dalam babak semifinal. Insiden kekerasan ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial dan mengakibatkan seorang pemain berusia 11 tahun mengalami patah tulang ekor.
Korban, seorang pemain MI berinisial BAIM yang mencetak dua gol, diserang oleh pelatih tim lawan, BAZ, seusai selebrasi kemenangan. Pelatih tersebut menarik korban hingga terjatuh dan mengalami cedera serius. Orang tua korban telah melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Surabaya pada Minggu malam, 27 April 2025, dan laporan tersebut langsung ditangani oleh Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA).
Polisi telah melakukan serangkaian penyelidikan, termasuk mendatangi sekolah dan melakukan olah tempat kejadian perkara. Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi, membenarkan hal tersebut dan menyatakan bahwa hingga saat ini polisi telah memeriksa tujuh orang saksi. Motivasi pelatih BAZ dalam melakukan tindakan kekerasan tersebut masih dalam penyelidikan, namun diduga dipicu oleh kekalahan timnya.
Pelatih Futsal Tersangka?
Meskipun video yang beredar di media sosial memperlihatkan dengan jelas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelatih BAZ, Polisi belum menetapkan status tersangka kepada pelatih berusia 33 tahun tersebut. AKP Rina menjelaskan bahwa saat ini proses penyelidikan masih berlangsung. Penetapan tersangka akan dilakukan jika ditemukan unsur pidana dalam kasus ini. "Saat ini masih penyelidikan. Nanti kalau sudah ditemukan unsur pidananya maka akan ditingkatkan status menjadi penyidikan dan saat itu kita akan tetapkan tersangka," ujar AKP Rina.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan publik, terutama terkait keselamatan anak-anak dalam kegiatan olahraga. Banyak yang mendesak agar polisi segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku. Kejadian ini juga menjadi sorotan karena menunjukkan pentingnya pengawasan dan pembinaan terhadap pelatih olahraga, khususnya dalam menangani anak-anak.
Pihak MI dan orang tua BAIM berharap agar kasus ini dapat diproses secara hukum dan pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas tindakannya. Mereka juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. Polisi berjanji akan terus melakukan penyelidikan secara profesional dan transparan untuk mengungkap seluruh fakta dalam kasus ini.
Kronologi Kejadian dan Bukti Medis
Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden bermula setelah tim MI berhasil memenangkan pertandingan. Para pemain MI kemudian melakukan selebrasi, namun pelatih BAZ tiba-tiba menarik BAIM hingga terjatuh dan terbanting keras. Hasil ronsen menunjukkan BAIM mengalami patah tulang ekor akibat insiden tersebut. Video yang beredar di media sosial menjadi bukti kuat dalam penyelidikan kasus ini.
Tujuh saksi telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Saksi-saksi tersebut terdiri dari pemain, ofisial, dan penonton yang menyaksikan kejadian tersebut. Keterangan para saksi akan menjadi bagian penting dalam proses penyelidikan untuk mengungkap motif dan kronologi kejadian secara lengkap.
Polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk rekaman video yang viral di media sosial. Rekaman video tersebut akan dianalisa secara detail untuk memperkuat bukti-bukti dalam proses penyelidikan. Proses hukum akan terus berjalan hingga pelaku mendapatkan sanksi yang sesuai dengan perbuatannya.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia olahraga, khususnya olahraga anak-anak, untuk senantiasa menjunjung tinggi sportivitas dan etika. Kekerasan dalam olahraga tidak dapat ditoleransi dan harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Pentingnya pengawasan dan pembinaan terhadap pelatih olahraga perlu terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan olahraga yang aman dan kondusif bagi anak-anak.
Polisi berkomitmen untuk mengungkap kasus ini hingga tuntas dan memberikan keadilan bagi korban.