Sahroni Kecam Aksi Pemukulan di Turnamen Bola Basket Bogor: Tindak Tegas Pelaku!
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengecam keras aksi pemukulan dalam turnamen bola basket di Bogor dan meminta penindakan tegas terhadap pelaku serta evaluasi menyeluruh untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Aksi pemukulan antarpemain dalam Turnamen SDH Basketball 2025 di Kota Bogor, Jawa Barat pada Senin (17/2) telah membuat gempar dunia olahraga Indonesia. Kejadian yang viral di media sosial ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni. Sahroni mendesak agar seluruh pihak terkait bertanggung jawab dan menindak tegas para pelaku kekerasan tersebut.
Insiden tersebut melibatkan pertandingan antara SMP 1 Kota Bogor melawan SMP Mardiwaluya Cibinong. Pemukulan yang terjadi di lapangan menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengawasan dan penegakan aturan dalam dunia olahraga, khususnya bola basket usia muda. Kejadian ini bukan hanya mencoreng sportivitas, tetapi juga berpotensi menimbulkan trauma bagi korban dan merusak masa depan para atlet muda.
Sahroni menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh dari berbagai pihak, termasuk wasit, asosiasi, orang tua, dan sekolah, agar kejadian serupa tidak terulang. Ia meminta agar tidak ada upaya untuk menutup-nutupi atau melindungi pelaku, dan menyerukan agar polisi juga turun tangan untuk memediasi kasus ini melalui jalur restorative justice, dengan catatan ini merupakan tindak kekerasan terakhir yang dilakukan pelaku.
Tindakan Tegas dan Evaluasi Menyeluruh
Ahmad Sahroni, dalam keterangannya, meminta seluruh pemangku kepentingan untuk menindak tegas pelaku pemukulan. "Komisi III ingin seluruh stakeholders di bidang olahraga juga melakukan evaluasi agar terciptanya lingkungan kompetisi yang aman. Dari mulai wasit, asosiasi, orang tua, sekolah, semuanya harus memastikan aksi bullying ini tidak terjadi kembali," tegas Sahroni. Ia juga meminta pihak sekolah dan Perbasi untuk tidak melindungi pelaku dan memberikan pembinaan kepada para pemain agar mengedepankan sportivitas.
Sahroni menambahkan, penting bagi para atlet muda untuk memahami pentingnya sportivitas dan bahaya tindakan arogansi saat bertanding. "Harus dipastikan juga, para calon atlet masa depan ini benar-benar paham atas pentingnya bermain sportif dan bahayanya melakukan tindakan arogan ketika bertanding karena bukan hanya karier mereka yang (dapat) berakhir karena diblacklist, tapi mereka juga bisa berurusan dengan hukum. Ini harus dipastikan sekali," tuturnya.
Lebih lanjut, Sahroni meminta kepolisian untuk memediasi kasus ini melalui jalur restorative justice, dengan catatan bahwa ini adalah tindak kekerasan terakhir yang dilakukan pelaku, baik di dunia olahraga maupun di luarnya. Hal ini menunjukkan komitmen untuk menyelesaikan masalah secara damai namun tetap memberikan efek jera kepada pelaku.
Perbasi Kutuk Keras Aksi Kekerasan
Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono, juga turut mengutuk keras aksi pemukulan tersebut. Dalam keterangan tertulisnya, ia menyatakan bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan dalam dunia bola basket. "Tidak ada ruang kekerasan di dunia bola basket, kalau ada yang terbukti, beri tindakan keras supaya jadi contoh untuk tidak diulangi lagi," tegas Djiwandono.
Perbasi berjanji akan menurunkan tim untuk menyelidiki kasus ini secara mendalam dan memastikan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Komitmen ini menunjukkan keseriusan Perbasi dalam menjaga sportivitas dan menciptakan lingkungan yang aman bagi para atlet muda. Langkah ini diharapkan dapat mencegah tindakan bullying dan kekerasan di dunia olahraga bola basket, serta di lingkungan sekolah.
Perbasi berkomitmen untuk menindak tegas pelaku dan memberikan edukasi kepada para atlet muda mengenai pentingnya sportivitas dan etika dalam pertandingan. Dengan adanya tindakan tegas dan evaluasi menyeluruh, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang.
Langkah-langkah yang diambil oleh berbagai pihak, mulai dari Komisi III DPR RI, Perbasi, hingga pihak kepolisian, menunjukkan keseriusan dalam menangani kasus ini. Harapannya, kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk menciptakan lingkungan olahraga yang lebih aman, sportif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai fair play.