Pemkot Banjarmasin Mitigasi Bencana Kebakaran di Pemukiman Padat: Langkah Konkret Cegah Musibah Berulang
Pemerintah Kota Banjarmasin berkomitmen mengurangi risiko kebakaran di pemukiman padat dengan berbagai langkah mitigasi, termasuk pendataan relawan dan peningkatan standar keamanan.

Banjarmasin, 24 Februari 2025 (ANTARA) - Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dikenal dengan kepadatan penduduknya yang tinggi, mencapai 8.000 jiwa per kilometer persegi. Kondisi ini, ditambah dengan kejadian kebakaran yang sering terjadi di pemukiman padat, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin untuk mengambil langkah-langkah mitigasi bencana yang lebih serius.
Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj. Ananda, yang dilantik pada 20 Februari 2025, menyatakan bahwa kejadian kebakaran di pemukiman padat masih sering terjadi. Bersama Wali Kota H. Muhammad Yamin, beliau berkomitmen untuk segera mengambil tindakan untuk mengantisipasi musibah yang berulang ini. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran bantuan sosial kepada korban kebakaran di Jalan Simpang Telawang dan Jalan Yos Sudarso, Air Mantan, yang diserahkan langsung oleh Wakil Wali Kota.
"Jadi, ini adalah bentuk tanggung jawab Pemerintah Kota Banjarmasin terhadap korban kebakaran dan keluarganya. Bantuan ini berasal dari Dinas Sosial dan Kesra," ujar Hj. Ananda. Langkah ini menunjukkan keseriusan Pemkot Banjarmasin dalam menangani dampak kebakaran dan memberikan dukungan kepada para korban.
Mitigasi Bencana Kebakaran: Langkah Pemkot Banjarmasin
Pemkot Banjarmasin tidak hanya fokus pada penanggulangan pasca-kebakaran, tetapi juga berupaya keras untuk melakukan mitigasi bencana. Bahkan, Pemkot Banjarmasin telah meminta masukan dari profesor dari Jepang untuk membantu dalam upaya mitigasi ini. Langkah ini menunjukkan komitmen Pemkot Banjarmasin untuk belajar dari pengalaman internasional dalam menangani masalah kebakaran di pemukiman padat.
Identifikasi penyebab utama kebakaran menjadi fokus utama. "Kami akan coba mengidentifikasi penyebab utama kebakaran. Apakah karena jaringan listrik yang terlalu terbebani, bentuk bangunan rumah yang mudah terbakar, atau faktor lain," jelas Hj. Ananda. Langkah ini akan membantu Pemkot Banjarmasin dalam merumuskan strategi yang tepat sasaran untuk mencegah kebakaran di masa mendatang.
Selain itu, Pemkot Banjarmasin juga memberikan perhatian khusus kepada para relawan dan barisan pemadam kebakaran (BPK) yang telah bekerja tanpa lelah. "Kami sudah berkomitmen kepada semua relawan Damkar bahwa mereka akan mendapatkan perhatian seluas-luasnya. Kami tahu mereka bekerja murni karena dedikasi, bukan karena insentif. Oleh karena itu, kami ingin memastikan mereka mendapatkan dukungan dari Pemkot Banjarmasin," tambah Hj. Ananda.
Peningkatan Sistem Pemadam Kebakaran
Sebagai langkah konkret, Pemkot Banjarmasin berencana untuk mendata relawan Damkar secara resmi dan menetapkan standar kelayakan bagi para petugas. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem pemadam kebakaran yang lebih efektif dan terorganisir.
Tidak hanya itu, Pemkot Banjarmasin juga akan menetapkan standar kelayakan bagi armada pemadam kebakaran. "Tidak sembarang orang bisa menjadi relawan BPK. Misalnya, jika seseorang ingin menjadi sopir mobil pemadam, dia harus memiliki SIM dan kemampuan menyetir yang baik. Mobil yang digunakan pun harus memenuhi standar keamanan," tegas Hj. Ananda.
Dengan adanya standar yang jelas, diharapkan kualitas dan efektivitas tim pemadam kebakaran akan meningkat, sehingga mampu memberikan respon yang lebih cepat dan tepat dalam menangani kejadian kebakaran. Langkah ini juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Pemkot Banjarmasin dalam menangani bencana kebakaran.
Langkah-langkah yang dilakukan Pemkot Banjarmasin ini diharapkan dapat menciptakan sistem pemadam kebakaran yang lebih efektif dan terorganisir, sehingga mampu mengurangi risiko dan dampak kebakaran di masa mendatang. Warga pun berharap dengan program ini kejadian serupa dapat diminimalisir dan kebakaran tidak lagi menghantui permukiman padat penduduk di Banjarmasin.